MESKI penanganan Coronavirus disease 2019 (Covid-19) masuk skala prioritas dalam anggaran dana desa tahun 2020, Desa Kuripan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, terus memperlancar roda perekonomian masyarakat dengan melakukan pembangunan infrastruktur jalan.
“Walau kami diminta fokus penanganan Covid-29, tetapi DD tahun ini tetap masih kami sisihkan untuk pembangunan. Sebab, pembangunan infrastruktur yang baik sangat dibutuhkan masyarakat untuk mengangkut hasil bumi,” kata Kepala Desa Kuripan, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan, Suhatsyah, di kantor desa setempat, Senin (27/7).
Suhatsyah menyebutkan pendapatan desa pada tahun ini mencapai Rp 1,4 miliar. Perinciannya Rp535,5 juta dari alokasi dana desa (ADD) dan Rp924,7 juta dari dana desa (DD).
“Namun, dari bidang pelaksanaan pembangunan desa yang dianggarkan Rp694 juta, hanya Rp312 juta yang kami wujudkan untuk pembangunan. Sementara sisanya Rp382 juta kami gunakan untuk bantuan langsung tunai (BLT) masyarakat terdampak Covid-19 dan pencegahannya,” ujarnya.
Menurut dia, pembangunan dan penanganan pencegahan Covid-19 sama-sama prioritas sehingga ada beberapa kegiatan yang dipangkas anggarannya, supaya kedua bidang tersebut tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19.
“Untuk penanganan Covid-19, kami utamakan karena itu program Pemerintah Pusat. Namun, di sisi lain pembangunan infrastruktur juga dibutuhkan masyarakat. Kalau tidak seperti itu desa kami bisa ketinggalan dengan desa yang lain,” kata dia.
Adapun tentang anggaran untuk pembangunan desa, Suhatsyah membeberkan dana Rp312 juta itu digunakan untuk pembangunan jalan cor beton sepanjang 550 meter di Dusun I. “Pekerjaan cor juga masih belum selesai,” ujarnya.
Selain fokus untuk Covid-19 dan pembangunan, pendapatan desa Rp1,4 miliar tahun ini juga direalisasikan untuk belanja di bidang penyelenggaraan pemerintah desa dengan anggaran Rp653 juta, bidang pembinaan kemasyarakatan Rp130,9 juta, dan pemberdayaan masyarakat Rp24,8juta.
“Sebagai salah satu bentuk transparansi publik tentang anggaran pendapatan belanja desa pendapatan desa, uang yang kami gunakan tersebut kami tempel di halaman kantor desa,” ujar Suhatsyah. (KRI/D10)