Kontraktor Tampar Pipi Kadis PUPR Lampura

Kerah baju Syahbudin ditarik dan pipi kirinya ditampar oleh oknum kontraktor. FAJAR NOVITRA AKSI koboi sejumlah rekanan kembali terjadi di Lampung Utara. Merasa haknya tidak kunjung dibayar pemerintah kabupaten setempat, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Syahbudin menjadi korban penganiayaan oknum rekanan. Syahbudin mengungkapkan insiden penganiayaan oleh sejumlah kontraktor terhadapnya terjadi pada Senin (11/2), pukul 15.00. Ia mengaku sempat kerah bajunya ditarik rekanan. Namun, berhasil dilepaskan dengan tepisan tangannya. Adapun pipi kirinya berhasil ditampar oleh tangan lain oknum kontraktor itu. Ia menerangkan kejadian itu disebabkan produk kegiatan yang dihasilkan dari kebijakan pada masa kepemimpinan Plt Bupati Lampura Sri Widodo. Namun, oknum rekanan memaksakan dia membayarkan kegiatan 2018 tersebut. "Saya memahami mereka adalah korban dari kebijakan diambil oleh Plt Bupati Sri Widodo serta Plt Kadis PU, Franstori, yang menyalahi prosedur. Terkait lelang yang dilakukan pada April—Mei 2018, khususnya masalah infrastruktur jalan hingga membuat gelap mata kawan-kawan kontraktor," ujarnya. Indonesia merupakan negara hukum, tidak bisa dilakukan sekehendak hati. Beruntung pada saat kejadian itu ada petugas kepolisian yang membantu mengamankan dia hingga masuk ke mobil. Ia menyesalkan aksi anarkis itu terjadi. "Saya sangat menyayangkan tindakan main hakim sendiri oknum rekanan yang sudah seperti saudara sendiri itu. Sebagai manusia yang terzalimi, wajar kalau saya minta landasan hukum untuk menyelesaikan persoalan pembayaran pekerjaan ini," ujar Syahbudin. Pengadilan Negeri Dia meminta para rekanan untuk dapat bersabar, terkait pencairan lelang yang dilaksanakan pada tahun lalu. Saat ini prosesnya sedang ada di Pengadilan Negeri Kotabumi. "Saya paham kegalauan kawan-kawan sekalian, tetapi ini prosesnya sedang ada di PN Kotabumi. Setelah ada keputusan inkrah, baru akan penyelesaian. Apakah akan dibayarkan semua atau ada mekanisme lain," kata dia. Menurut dia, apa yang menimpanya beberapa waktu lalu bukan menyelesaikan persoalan, melainkan menambah persoalan baru. Ia menegaskan saat ini terpenting adalah menunggu sampai seluruh proses dapat diselesaikan. Baru kemudian akan ada langkah-langkah selanjutnya mengenai penyelesaian persoalan pembayaran pekerjaan tahun lalu itu. "Kalau itu saya permasalahkan, pasti akan panjang. Namun, tidak, itu mungkin pembelajaran untuk ke depannya lebih baik lagi. Saya berharap rekan-rekan (kontraktor) dapat bersabar sampai waktunya selesai," ujarnya. (U1) fajar@lampungpost.co.id

Kontraktor Tampar Pipi Kadis PUPR Lampura

Polisi Cari Alat Bukti Tambahan Kasus Dugaan Pelecehan

Lima Pasien DBD Meninggal Sepanjang Januari

Eka Setiawan

Lima Pasien DBD Meninggal Sepanjang Januari

Peradilan Pidana Perlu Penguatan Transparansi

Anggota DPRD Terlibat Fee Proyek Masih Nyaleg

Lima Tersangka Pembunuh Caleg Masih Diburu

Kepala LP Ancam Pecat Pegawai Pengguna Narkoba

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 02 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 30 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 01 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 03 Oktober 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi