Pasokan Air Bersih Mulai Berkurang

ELIYAH KEMARAU berdampak terhadap debit sumber mata air yang dikelola PDAM Limau Kunci, Liwa, Kabupaten Lampung Barat. Penyusutan itu menyebabkan pasokan air bersih kepada masyarakat mulai berkurang. Direktur PDAM Liwa Pistorik mengatakan ada dua sumber mata air PDAM Limau Kunci yang sudah terkena dampak kemarau. Kedua sumber air bersih itu adalah Way Bernong dan Way Warkok di Pekon Bahway, Kecamatan Balikbukit. Menurut dia, sejak beberapa hari debit air mengalami penurunan drastis hingga 50%. Sumber air bersih yang diambil dari Way Bernong pada hari normal mencapai 10 liter per detik. Sejak kemarau kondisinya sudah menurun bahkan kurang dari 5 liter per detik. Adapun di Way Warkok biasanya 15 liter per detik, juga menurun yang saat ini tinggal sekitar setengahnya. "Mudah-mudahan sumber air bersih lainnya tidak terkena dampak sehingga kebutuhan air bersih masyarakat masih terpenuhi," kata Pistorik, Selasa (14/8). Dia mengungkapkan masih ada dua sumber air bersih lagi, yaitu Way Jurak dan Way Sinda. Kedua sumber air bersih itu masih mengalir dengan normal. Untuk mengantisipasi agar kebutuhan air bersih kepada pelanggan cukup, dilakukan pendistribusian dengan sistem atau secara bergilir bagi daerah yang terkena imbas. Untuk wilayah Kota Liwa, kata dia, sistem pendistribusian bergilir telah lama dilaksanakan. Hal itu dikarenakan kondisi wilayahnya ada yang berada pada dataran tinggi dan rendah. Saat pendistribusian ke sejumlah wilayah yang berdataran tinggi, pintu-pintu air ke daerah rendah harus ditutup. Hal itu dilakukan agar dapat mengalir lancar ke pelanggan. Untuk mengantisipasi kebutuhan air bersih, terutama saat kemarau, kata dia, pihaknya mengimbau agar pelanggan menyediakan tampungan air cukup. Sebab, jika terjadi penurunan pasokan, pendistribusiannya akan dijadwal. Mudah-mudahan sumber lainnya tidak terkena dampak sehingga kebutuhan air bersih masyarakat masih terpenuhi. Alih Komoditas Di Lampung Timur, sejumlah petani kini menanam jagung di areal persawahannya. Seperti di Desa Kalibening, Kecamatan Pekalongan, yang belasan hektare lahan sawah kini ditanami jagung. Hal itu dilakukan karena saat kemarau, petani kesulitan pasokan air dari saluran irigasi. Subowo, petani di Desa Kalibening, mengatakan belasan hektare lahan sawah termasuk miliknya tersebut letaknya memang agak jauh dari saluran irigasi. Oleh karena itu, setiap kemarau lahan-lahan tersebut selalu mengalami kekeringan sehingga tidak dapat ditanami. Kalaupun sempat mendapat air dari saluran irigasi, volume yang masuk ke lahan sawah juga sangat minim. “Sering juga tidak pernah mendapatkan pasokan air dari saluran irigasi, akibatnya lahan sawah kami mengalami kekeringan,” kata Subowo. Lahan sawah kering tidak bisa ditanami padi sama sekali saat kemarau seperti saat ini. Jika tidak bercocok tanam, para petani tidak mendapatkan penghasilan. (JON/D1) eliyah@lampungpost.co.id

Pasokan Air Bersih Mulai Berkurang

Penyusutan terjadi hingga 50% akibat kemarau.

Puluhan Caleg Pindah Partai Warnai Pemilu 2019

Siman Bidik Medali 50 Meter Gaya Punggung

Vera Aglisa

Siman Bidik Medali 50 Meter Gaya Punggung

Piala Dunia Kiprah Terakhir Silva di Timnas

Lambar Tanggulangi Krisis Kesehatan

Angkat Besi Masih Meraba Kekuatan Lawan

Kelangkaan Elpiji Meluas

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 09 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 10 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 11 September 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi