PEKON Siliwangi Kecamatan Sukoharjo belum bisa mengadakan proyek pembangunan fisik. Sebab sampai 2021, pihak pekon masih fokus pada bantuan langsung tunai dana desa (BLT DD) untuk masyarakat sampai dengan Desember 2021.
Kepala Pekon Siliwangi kecamatan Sukoharjo Maryono Selasa (28/9) menjelaskan semua pekon termasuk Pekon Siliwangi sampai saat ini masih fokus penanganan Covid-19 dan pemberian BLT kepada kelompok penerima manfaat (KPM) dengan besaran Rp300 ribu per keluarga penerima manfaat (KPM).
Maryono menjelaskan di pekonnya terdapat 80 KPM yang harus di bantu sejak Januari hingga Desember. Menurutnya untuk pemberian bantuan BLT tahun 2021 sudah di berikan sampai bulan Agustus 2021.
Dia menambahkan usulan pencairan dana BLT dilakukan tiga bulan sekali. Sehingga pencairan BLT hingga Agustus 2021 menurutnya sudah sesuai perencanaan.
Maryono menambahkan penanganan Covid-19 yang sudah berlangsung selama kurang lebih dua tahun sudah sangat melelahkan semua pihak. Oleh karena pihaknya selaku menghimbau kepada warganya agar tetap mematuhui prokes guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Menurutnya pemberian BLT ada anggapan yang membuat warga malas bekerja tetapi karena itu menjadi program pemerintah untuk membantu warga yang terdampak Covid-19, namun pemerintah pekon tetap patuh melaksanakannya.
Selain menyukseskan program wajib BLT, Pekon Siliwangi juga harus melakukan program penanganan Covid dengan anggaran yang diambil dari dana desa sejumlah 8 persen.
Dana tersebut digunakan untuk melengkapi sarana dan prasarana pendukung penanganan Covid-19 di tingkat pekon meliputi pembentukan posko, melengkapi peralatan seperti alat semprot, pengadaan hand sanitizer, alat pendeteksi suhu tubuh, pengadaan masker dan pengadaan sembako untuk diberikan kepada warga yang terpapar Covid-19.
Selain menangani pandemi Covid-19 dengan memberikan bantuan berupa BLT, Pekon Siliwangi juga menangani stunting.
Guna menurunkan atau menghilangkan kasus stunting pekonnya juga memberikan bantuan berupa makanan tambahan, bekerjasama dengan bidan desa.
Maryono menjelaskan sebenarnya di pekonnya tidak begitu banyak kasus stunting. Untuk itu pihaknya bersama bidan desa melakukan program pengentasan stunting seperti penyuluhan terhadap kaum ibu-ibu dan remaja putri. Kemudian pihaknya juga memberikan makanan tambahan yang di dalamnya mengandung unsur protein, vitamin yang cukup. (WID/O1)







