Peternak Masih Berjibaku Lawan LSD

FAJAR NOFITRA fajar@lampungpost.co.id Wabah Lumpy Skin Disease (LSD) masih menginfeksi 22 ekor sapi di Lampung Utara. Jumlah tersebut sudah berkurang dari total kasus awal sebanyak 427 ekor sapi. Pelaksana Tugas Kepala Disbunak Lampung Utara, Riya Yuliza mengungkapkan bahwa hewan yang masih terjangkit LSD saat ini sedang menjalani perawatan intensif. Kondisi hewan yang terjangkit masih terpantau stabil. Hanya saja pada kulit tampak bintik-bintik. Peternak kini melakukan pengobatan dari luar dengan menggunakan obat oles dan disinfektan. "Selain pengobatan suntik, kami juga memberikan obat oles, termasuk obat alami, untuk mempercepat penyembuhan," ujar Riya kepada Lampost, Kamis (6/7). Selain itu, pihak Disbunak juga sedang mempersiapkan vaksinasi untuk hewan rentan LSD lainnya, seperti kambing. Hal itu dilakukan untuk menekan angka penyebaran dan kasus baru LSD di Lampung Utara. "Proses vaksinasi sudah dimulai dan sedang berjalan di lapangan. Stok vaksin juga aman, tinggal mengajukannya kepada provinsi," kata Riya. Sementara mengenai penyebaran penyakit lainnya, seperti cacing usus, Riya menyatakan bahwa pemkab telah meminta pemilik sapi yang terjangkit untuk mengubur jeroan hewan yang disembelih. "Kami sudah memberi instruksi agar jeroan dikubur, selain melakukan pembersihan kandang dan tindakan penanganan lainnya," ujarnya. Cegah Kematian Dinas Pertanian Kabupaten Tulangbawang berupaya mencegah kematian ternak akibat LSD. Sebelumnya, ada tiga ekor sapi milik warga mati akibat LSD. Total sebanyak 67 sapi yang dinyatakan positif terjangkit LSD. "Dari jumlah itu, 55 sudah sembuh, sembilan dalam proses penyembuhan, dan tiga di antaranya mati," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Tulangbawang, Nasib Subagio, Rabu (5/7). Dia mengatakan tiga sapi yang mati itu milik warga Kampung Dwimulyo, Kecamatan Penawartama terjadi sekitar dua bulan lalu. Kampung tersebut menjadi wilayah tertinggi penyebaran LSD. "Ada sekitar 30 kasus LSD di Kampung Dwimulyo. Kasus di sana tinggi karena sistem pemeliharaan sapinya diumbar atau lepas liar, sehingga hewan ternak yang sehat langsung interaksi dengan hewan yang sakit," ujar dia. Ia mengaku, hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan kasus baru penyakit yang ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit, terutama bagian leher, perut, dan punggung. Sejauh ini, kata dia, terdapat 1.250 ekor hewan ternak sapi milik masyarakat telah divaksin LSD. "Untuk stok vaksin LSD ada sekitar 4.482, hingga saat ini Tulangbawang sudah menerima 5.732 dosis," kata dia. (FER/D1) teaser : Kasus di sana tinggi karena sistem pemeliharaan sapinya diumbar atau lepas liar, sehingga hewan ternak yang sehat langsung interaksi dengan hewan yang sakit.

Peternak Masih Berjibaku Lawan LSD

Peternak kini melakukan pengobatan dari luar dengan menggunakan obat oles dan terus melakukan disinfeksi di kandang.

Penanaman Mangrove Cegah Erosi Desa Pantai

Gempa Guncang Papua, Kondisi Presiden Jokowi Aman

Delima Natalia Napitupulu

Gempa Guncang Papua, Kondisi Presiden Jokowi Aman

Cuaca Buruk, Penyebrangan di Lombok Ditutup Sementara

E-Paper Lampung Post, Edisi Sabtu, 08 Juli 2023

Pemilu Ramah untuk Penyandang Disabilitas

Puluhan Ribu Pemilih Terdaftar di DPT

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 02 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 30 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 01 Oktober 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 03 Oktober 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi