Ratusan Sapi LSD Dalam Pengobatan

BAMBANG PAMUNGKAS bambang@lampungpost.co.id Ratusan sapi terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD) di Lampung Timur dan Metro masih menjalani pengobatan. Di sisi lain, para pedagang mengeluhkan penurunan minat beli masyarakat pada daging sapi akibat maraknya LSD. Data per akhir pekan lalu, kasus LSD di metro menyerang 183 ekor sapi. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro, Herry Wiratno mengatakan dari 183 kasus tersebut, 31 ekor sapi di antaranya sudah sembuh, sementara sisanya masih dalam perawatan intensif. "Yang masih sakit ada 152 ekor sapi," kata dia, Senin (22/5). Herry memprediksi,l jumlah itu akan terus meningkat, apalagi saat ini vaksinasi belum merata. "Kami masih terus melakukan surveilans, jadi angka 183 itu masih bisa bertambah," kata dia. Populasi ternak sapi saat ini di Metro berjumlah 4.200 ekor. Ia mengimbau peternak untuk senantiasa menjaga kebersihan kandang demi menekan risiko penyebaran LSD yang lebih luas. Sementara di Lampung Timur, dari 1.050 kasus LSD, sebanyak 840 ekor sapi dinyatakan sembuh, lima ekor sapi mati, dan sebanyak 205 ekor sapi lainnya masih dalam pengobatan. Tingginya kasus LSD memberi dampak pada penjualan daging sapi di daerah itu. Penjual daging sapi di Pasar tradisional Pekalongan, Lampung Timur, Ferdy mengaku dalam satu pekan belakangan dirinya hanya bisa menjual daging sapi 10 kilogram. "Kalau sekarang, paling sehari cuma bisa menjual 10 kilogram daging sapi. Kalau mau Lebaran kemarin, tujuh hari bisa sampai sampai satu ton," ujar Ferdy. Harga jual daging sapi kualitas super saat ini Rp130.000 per kg, sementara tulang sapi Rp60 ribu per kilogram. Mulai Vaksinasi Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Pesawaran, mendapatkan 500 dosis vaksin LSD dari Pemerintah Provinsi Lampung. Kepala Disbunak Pesawaran Dedi Novriansyah mengatakan pihaknya segera melakukan vaksinasi pada ternak. "Kami sudah mulai vaksinasi pekan kemarin untuk tahap pertama, dipusatkan di dua kecamatan dengan populasi terbanyak di Negeri Katon dan Tegineneng," ujarnya, kemarin. Dedi mengatakan jumlah hewan ternak sapi di Pesawaran sebanyak 21.995 ekor, dan populasi terbanyak berada di dua kecamatan tersebut. "Virus LSD ini ancaman bagi peternak di Pesawaran karena selain dapat menyebabkan kematian pada sapi, dampaknya juga dapat menurunkan nilai jual sapi hidup, walaupun daging sapi yang terkena LSD bersifat zoonosis yang artinya masih dapat dan aman dikonsumsi manusia," ujar dia. Karena itu, pihaknya mengambil langkah cepat dengan melakukan vaksinasi kepada hewan jenis sapi untuk meminimalisir penyebaran LSD. Ia juga mengimbau pemilik ternak sapi segera lapor petugas jika menemukan gejala ambenjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung, dan perut, demam, dan kehilangan nafsu makan. (CK9/CK1/D1)

Ratusan Sapi LSD Dalam Pengobatan

Kalau sekarang, paling sehari cuma bisa menjual 10 kilogram daging sapi.

Peningkatan Dana Desa Percepat Pembangunan

Lamsel Catat Kasus Baru Covid -19

Delima Natalia Napitupulu

Lamsel Catat Kasus Baru Covid -19

Ketahui Penyebab, Perbedaan, dan Gejala Diabetes Tipe 4

Samsung Finance+ Bikin Mimpi Punya Galaxy A34 5G Jadi Nyata

E-Paper Lampung Post, Edisi Rabu, 24 Mei 2023

Sejumlah Wilayah Lampung Terancam Penyakit LSD

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 10 Desember 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 09 Desember 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 11 Desember 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 08 Desember 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi