Susah Payah Petani Kemaloabung Menjual Beras

HAMPARAN gabah di sebuah gudang di Desa Kemaloabung, Kecamatan Abung Selatan, Selasa (29/9). Semua siap dijual ke tempat penggilingan padi.

"Saya membutuhkan uang segera untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Seminggu yang lalu, saya membawa gabah hasil panen yang disimpan di gudang untuk dijual ke penggilingan padi di desa saya," kata Arip, petani padi, sembari menghela napas, kemarin.

Ia menyatakan pemilik penggilingan padi juga menyebut pasaran beras sepi. Arip hanya bisa pasrah jika hendak menjual beras, uang baru bisa diberikan satu setengah bulan ke depan atau setelah beras laku dibeli konsumen.

"Saya terpaksa mencari alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya," ujarnya.

Kondisi tersebut juga dialami rekannya sesama petani padi di desanya. Beberapa rekannya yang terdesak kebutuhan terpaksa menggiling gabah hasil panennya untuk dijadikan beras selanjutnya dijual sendiri secara eceran ke warung-warung. Disinggung pembelian gabah petani, ia menjawab, sampai akhir September 2020 ini, untuk harga gabah kering panen (GKP), masih di kisaran Rp4.400/kg.

Pada bagian lain, Pemilik usaha penggilingan padi, Karyadi, mengaku penjualan beras saat ini anjlok. Sebelumnya, dalam seminggu, beras dari penggilingannya diserap pasar di seputar wilayah Kotabumi berkisar 1 ton—1,2 ton. Mulai Mei 2020 lalu, penjualan beras miliknya anjlok menjadi 2 kuintal seminggu.

"Dari Mei 2020 itu, untuk menjual 2 kuintal beras seminggu, belum tentu habis diserap pasar, dan hal ini juga dialami para rekannya sesama pemilik usaha penggilingan padi," kata Karyadi, yang merupakan warga Desa Sumberarum, Kecamatan Kotabumi.

Disinggung penyebab, dia menjawab dimungkinkan karena penerima bantuan sosial (bansos), baik dari pemerintah kabupaten maupun desa, juga swasta ke masyarakat selama pandemi Covid-19, jumlahnya melonjak. Sebab, bansos yang disampaikan selain bentuk uang tunai juga dalam bentuk bahan makanan pokok yakni beras.

"Beras yang disampaikan ke masyarakat yang membutuhkan itu dari Bulog dan sekarang, keluarga penerima bansos menyimpan beras di rumahnya. Dari pengalaman, penjualan akan mengalami kenaikan kalau jatah beras yang mesti disampaikan lembaga-lembaga tersebut setiap bulan, mengalami keterlambatan," kata dia lirih. (D1) YUDHI HARDIYANTO