Warga Lemong Terancam 5 Tahun soal Kijang

SUANDA (34), warga Pekon Rataagung, Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat, terpaksa berurusan dengan aparat hukum karena dilaporkan telah melanggar Pasal 21 Ayat (2) huruf a, b, dan d jo Pasal 40 Ayat (2) UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Adapun barang bukti yang disita dari tersangka, yaitu kulit kijang yang telah diasap, terompet yang terbuat dari tanduk kerbau, tali seling untuk bahan jerat, sebilah golok, dan hasil cek laboratorium Eijkman. Tersangka diancam maksimal 5 tahun penjara. Suanda dibekuk oleh Satreskrim Polres Lambar berdasarkan laporan nomor LP/B-25/I/2020/POLDA LAMPUNG/RES LAMBAR/SPKT tanggal 13 Januari 2020. Lokasi tempat tersangka menjerat satwa liar itu berada di hutan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Register 46B Pekon Rataagung. Kasat Reskrim Polres Lambar Kompol Made Silpa Yudiawan, mendampingi Kapolres AKBP Rachmat Tri Haryadi, Minggu (26/1), mengatakan kejadian itu bermula saat Suanda pada Kamis (7/11/2019), berada di kawasan hutan TNBBS Register 46B didapati oleh petugas patroli kehutanan sedang menjemur kulit kijang atau memiliki bagian-bagian satwa yang dilindungi, yang diduga jenis kijang ( Muntiacus Sp ). Petugas polhut pun membawa tersangka berikut barang bukti berupa kulit binatang yang sudah diasapkan kepada pihaknya. Bagian tubuh satwa yang dilindungi sebagai barang bukti tersebut, kata Made, sudah dalam kondisi kering sehingga belum dapat menyimpulkan apakah barang bukti itu adalah kulit hewan yang dilindungi. Untuk memastikan, perlu dilakukan uji laboratorium. Untuk itu, tim TNBBS melakukan uji lab terhadap barang bukti yang diduga kulit kijang tersebut ke laboratorium DNA Forensik hewan melalui Lembaga Eijkman. Sementara Suanda selama menunggu hasil lab tidak ditahan dengan jaminan peratin setempat. Selama menunggu hasil uji lab itu, kata Made, yang bersangkutan juga sangat kooperatif. Hasil lab dari Lembaga Eijkman tersebut menyatakan bahwa sampel kulit yang dikirim untuk dilakukan uji DNA itu identik dengan DNA satwa dilindungi jenis kijang. Berdasarkan hasil uji lab, beberapa hari lalu pihaknya mengamankan tersangka untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut. Suanda mengaku kulit kijang itu untuk dikonsumsi, sedangkan dagingnya sudah habis dimakan lebih dulu. Ia mengaku jika terompet yang dibuatnya dari tanduk kerbau itu adalah digunakan untuk memancing agar kijang datang. (ELI/D2)

Warga Lemong Terancam 5 Tahun soal Kijang

Pembunuh Komang Tiste DPO Preman

Desa Simpangmesuji Masih Fokus Infrastruktur

Dian Wahyu Kusuma

Desa Simpangmesuji Masih Fokus Infrastruktur

Pabrik Jagung Rusak Kebun dan Sawah

Cabai Rawit di Lamsel Tembus Rp60 Ribu

Surya Paloh Berharap Pers Berikan Asas Manfaat bagi Kehidupan

Modena Usung Produk Terkini

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

Pendaftar Jalur SNBP Itera dan Unila Terus Bertambah

Perhotelan Turun hingga 50 Persen Akibat Efisiensi Anggaran

Panitia Universitas Tak Bisa Tangani Kasus Gagal PDSS

Efisiensi Anggaran ke Daerah Berlaku untuk DAK dan DAU

Eva Dwiana Resmikan JPO Milenial

Optimalkan Ekonomi Biru dan Hijau untuk Tingkatkan Kebijakan Fiskal

POPULAR POST

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 30 Mei 2025

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Koran Digital Lampung Post, Edisi Sabtu, 14 Juni 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 11 Juni 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda