SEJAK kecil kita diajarkan oleh ibu untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, terutama makan. Dan ternyata hal itu menjadi pokok protokol kesehatan saat ini.
Cuci tangan merupakan satu hal yang kita lakukan secara beberapa kali dalam sehari. Namun, cuci tangan jauh menjadi lebih penting dalam beberapa bulan terakhir, terutama sejak pandemi merebak.
Ketika virus corona muncul sebagai kondisi darurat kesehatan di seluruh dunia pada Februari, badan-badan kesehatan bergegas memberi tahu orang-orang bagaimana cara melindungi diri dari virus baru. Kepala Dinas Kesehatan Lampung Reihana mengatakan pada awalnya pemerintah menggunakan istilah kenormalan baru, tetapi karena banyak yang salah kaprah, pemerintah kemudian mengubahnya menjadi adaptasi kebiasaan baru. Pada era adaptasi kebiasaan baru itu masyarakat perlu mengubah gaya hidup pada masa pandemi Covid-19.
“Masyarakat perlu mengubah gaya hidup dari tidak sehat menjadi sehat. Perlu berolahraga teratur selama pandemi ini untuk meningkatkan imunitas dan yang paling penting harus ada efektivitas mencuci tangan dengan sabun setelah memegang sesuatu barang atau habis keluar rumah,” kata Reihana, Kamis (8/10).
Tidak hanya mencuci tangan, masker pun jadi kebutuhan utama setiap masyarakat yang ingin bepergian ke luar rumah, tetapi tidak sedikit masyarakat mengeluh karena sesak memakai masker dalam waktu cukup lama dan telinga pun menjadi sakit.
Reihana mengatakan di masa pandemi seperti sekarang ini kita diharuskan menerapkan protokol kesehatan secara ketat demi mencegah penularan virus corona, salah satunya menggunakan masker. Sayangnya, beberapa orang merasa enggak nyaman saat harus menggunakan masker, terutama jika sedang berada di cuaca yang panas.
“Saat menggunakan masker, sebaiknya kita memang menghindari paparan sinar matahari langsung dan aktivitas berat dalam jangka waktu lama kalau memungkinkan,” ujarnya.
Ia memberikan tips agar tidak sesak saat menggunakan masker pada saat keluar rumah, yaitu dengan memilih bahan masker yang tidak membuat sesak, perbanyak minum air putih, jaga kondisi tubuh agar tetap sejuk, dan istirahat cukup agar tidak merasakan sesak pada saat menggunakan masker.
Menjaga jarak dengan tidak berkerumun bisa memproteksi diri dari virus dan beragam penyakit. Lalu, seperti apa baiknya kita menjaga jarak dengan orang lain saat dalam antrean atau di pusat keramaian. Reihana mengatakan jarak yang paling komprehensif bahwa jarak fisik paling optimal mencegah penularan Covid-19 adalah minimal satu meter dan efektif dua meter.
“Jarak fisik lebih dari satu meter dapat mengurangi infeksi virus secara signifikan. Setiap jarak ini bertambah satu meter lebih jauh, efektivitas pencegahannya bertambah dua kali lipat. Jadi warga Bandar Lampung sudah paham harus bagaimana dalam menjaga jarak pada saat berada di tempat yang ramai,” ujarnya.
Terkait adanya vaksin Covid-19, Reihana menyampaikan vaksin untuk melawan Covid-19 mungkin sudah siap pada akhir tahun.(CK4/R5).