Mengubah Barang Bekas Jadi Alat Musik Gamelan Berkualitas

SIAPA sangka berang bekas berupa pipa besi dan kayu racuk ini bisa menjadi alat musik gamelan seperti demong dan suron . Alat musik ini pun kian banyak dicari orang. Di tangan Liono, perajin gamelan, warga Ratu Abung, Kecamatan Abung Selatan, barang-barang bekas itu disulap menjadi alat musik berkualitas. Menurut Liono, Selasa (1/10), bila menggunakan bahan dasar kuningan dan kayu berkualitas, harga alat gamelan seperti demong dan suron satu setnya sekitar Rp3 juta—Rp5 juta tergantung kualitas dan ukuran. Bila pembuatannya menggunakan barang bekas, seperti pipa besi dan kayu racuk, harganya dapat ditekan. "Harga beli satu set perangkat gamelan untuk demong dan suron yang dibuat dengan bahan dasar kuningan serta kayu berkualitas cukup tinggi berkisar, Rp3 juta—Rp 5 juta. Nah, bagaimana cara menyiasatinya agar tak terlalu mengeluarkan biaya besar tapi dapat alat musik berkualitas, ya harus pintar berkreativitas,” ujarnya. Apalagi pengelola sanggar kerawitan tradisional rata-rata meminta jasa perajin membuat perangkat gamelan tersebut menggunakan barang bekas, ujarnya. Bila ada pesanan, sehari, Liono bisa membuat perangkat gamelan dari barang bekas untuk demong dan suron antara 2 dan 3 set. Untuk d emong ukuran panjang 85 cm dan lebar 22 cm dan tinggi tergantung permintaan, harga bahannya berkisar Rp70 ribu dan suron dengan panjang 70 cm dan lebar 18 cm, dan tinggi tergantung permintaan, harga bahannya berkisar Rp 50 ribu. Kreativitas menimbulkan ide cemerlang yang mengubah barang bekas menjadi barang bernilai ekonomi. "Saya sudah membuat perangkat gamelan dengan bahan bekas sejak tahun 2000. Ini tergugah dari keprihatinan mahalnya harga gamelan yang banyak dikeluhkan pengelola sanggar kerawitan . Sedangkan untuk jasa pembuatan, tergantung kesepakatan bersama," ujarnya. Di singgung pembuatan perangkat alat musik gamelan lain seperti; bonang, kenong, dan gong, dia mengaku belum dapat dilakukan karena dibutuhkan pandai besi untuk mencetaknya. “Dalam pembuatan ini, saya hanya sendiri karena dibutuhkan keahlian khusus untuk memahami nada gamelan tersebut dan saya berharap, musik tradisional gamelan akan tetap lestari,” ujarnya. Dalam pembuatan ini, Liono tidak memperhitungkan omzet. “Karena saya ini juga pekerja seni dan tahu keluhan-keluhan para pekerja seni yang lain. Membuat kerajinan ini hanya dilakukan bila ada pesanan di sela kesibukan pekerjaan saya sebagai perangkat desa," ujarnya. (R5) yudhi@lampungpost.co.id Caption: Perajin gamelan, warga Ratu Abung, Kecamatan Abung Selatan, Liono, menunjukkan alat gamelan buatannya, berbahan baku barang bekas, di kediamannya, Selasa (1/10). LAMPUNG POST/YUDHI HARDIYANTO

Mengubah Barang Bekas Jadi Alat Musik Gamelan Berkualitas

Kenalkan si Kecil Guppy lewat Komunitas

Perawat Se-Lampung Ancam Mogok Kerja

Sri Agustina

Perawat Se-Lampung Ancam Mogok Kerja

Didukung 9 Fraksi, Bamsoet Terpilih sebagai Ketua MPR

Pemerintah Rampas Keuntungan Perusahaan Karhutla

Kami Khawatir Debu itu Ganggu Kesehatan

Lembut dan Gurihnya Ayam Bakar Rempah Renca

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 02 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 01 September 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 04 September 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi