Semangat dan Perjuangan Para Odapus Lampung

KOL selalu fokus dan konsisten untuk terus memberikan dukungan kepada odapus di Lampung, baik dukungan moral maupun kepada odapus yang tidak mampu. NURJANNAH BAGI sebagian masyarakat, mungkin masih awam sehingga banyak yang belum mengetahui tentang penyakit yang menyerang autoimun yakni lupus atau yang disebut juga sebagai penyakit seribu wajah. Namun, berkat kegigihan dan kerja keras, para penyandang orang dengan lupus (odapus) yang terus mengampanyekan dan menyosialisasikan tentang penyakit autoimun tersebut, saat ini masyarakat semakin banyak dan tahu tentang penyakit yang sebagian besar menyerang wanita di usia produktif. Ketua Komunitas Odapus Lampung (KOL) Merli Susanti mengatakan bahwa awal mula terbentuk KOL Lampung dari pengalamannya sebagai penderita penyakit lupus di Lampung. Saat itu pada tahun 2014 belum ada komunitas yang mewadahi odapus. Maka, berkat dukungan dari salah satu dokter yang merawatnya, kemudian mulai mengumpulkan para odapus di Lampung pada tahun 2017 tepatnya pada saat perayaan Hari Lupus Sedunia yang jatuh pada tanggal 10 Mei. "Di situ kami membuat seminar awam lupus di RS Natar Medika dan kami resmi sebagai komunitas odapus bertepatan pada Hari Lupus Sedunia tahun 2018 di Prodia. Inilah yang menjadi titik awal KOL," ujar Susan didampingi bendahara KOL Reni Oktavia. Ia berharap keberadaan KOL bisa lebih dirasakan manfaatnya untuk orang banyak. Di komunitas inilah yang selalu fokus dan konsisten untuk terus memberikan dukungan kepada odapus di Lampung, baik dukungan moral maupun kepada odapus yang tidak mampu. Kami resmi sebagai komunitas odapus bertepatan pada Hari Lupus Sedunia tahun 2018 di Prodia. Inilah yang menjadi titik awal KOL. Selain itu, pihaknya ingin terus mengenalkan apa itu penyakit lupus kepada masyarakat. Salah satunya bentuknya dengan mengadakan sosialisasi lupus ke berbagai instansi seperti Puskesmas Campang, Natar, dan Hanura. "Kami 31 Agustus juga kembali mengadakan seminar nasional tentang lupus. Kami berharap agar KOL ini bisa menjadi wadah saling sh a ring , berbagi informasi terkait lupus kepada pendamping odapus dan masyarakat awam supaya tahu apa itu odapus," ujarnya. Menurutnya, selain penyakit yang serius, obat-obatan yang harus ditebus oleh pasien lupus harganya juga cukup tinggi dan tidak dikover oleh BPJS. Dengan hadirnya KOL, diharapkan bisa membantu para odapus minimal untuk beberapa obat. "Kami berusaha meringankan odapus yang tidak mampu. Manfaat lain menjadi member KOL kerja sama dengan semua prodia, dengan kartu member mendapatkan diskon 10%—15%, kerja sama dengan apotek tertentu, salah satunya Kimia Farma dan Apotik Enggal diskon 10% untuk obat tertentu," ujarnya. Sadari Lupus Susanti menegaskan selama ini yang selalu ditekankan kepada masyarakat tentang lupus dengan cara saluri (sadari lupus sendiri), yang belum kenal ada 16 gejala lupus salah satunya ruam di wajah, demam berkepanjangan, sariawan, rambut rontok, kejang, nyeri sendi, dan masih banyak lainnya. "Kalau ada empat gejala terlihat, wajib curigai atau diduga adalah gejala lupus selanjutnya langsung dengan cek lab, baik darah maupun cek lengkap," kata dia. Selain pendampingan dan sosialisasi kepada masyarakat kegiatan rutin yang dilakukan oleh KOL adalah memberi motivasi kepada odapus, baik yang dirawat di RS maupun di rumah, dan membantu pasien tidak mampu. " Sup p ort pendamping juga membuat pasien lebih bersemangat lagi. Ada harapan untuk sembuh. Kalau tidak paham, gimana mau kasih su p port dan tidak tahu cara menyikapinya," ujarnya. Kegiatan rutin lain yang dilakukan juga sosialisasi ke daerah bekerja sama dengan RSUD dan puskesmas, dengan harapan masyarakat bisa lebih peduli dengan odapus. "Siapa pun bisa kena lupus. Kami ingin sinergi bersama dan dokter pasien RS, karena selama ini lupus masih disepelekan. Harapan kami juga dengan KOL, pasien bisa lebih diperhatikan baik perawatan maupun pengobatannya, bahkan harapannya obat-obat tersebut bisa diklaim menggunakan BPJS," ujarnya. Harapan lainnya juga masyarakat bisa membantu KOL, sehingga dapat membantu keuangan, sebab selama ini pendapatan hanya dari keluarga KOL. Semua dokter di RS dan tenaga kesehatan pun bisa mendukung KOL dan bersinergi dengan semua dokter. "Harapan kami juga ada bantuan dari pemerintah, karena lupus ini sama dengan penyakit kanker mematikan dan banyak yang belum tahu tentang lupus. Saat ini pasien lupus di Lampung ada sekitar 130 yang terdeteksi. Di luar itu, tentunya masih cukup banyak," ujarnya. (P1) nurjannah@lampungpost.co.id

Semangat dan Perjuangan Para Odapus Lampung

Cegah Kanker Payudara!

Taman Celocia, Spot Asyik untuk Berswafoto

Chairil Anwar

Taman Celocia, Spot Asyik untuk Berswafoto

472.956 Orang Kunjungi GIIAS 2019

Kurban

OPPO Hadirkan Reno 10x Zoom FC Barcelona

Pesta Guru Besar

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Benang Merah Konflik Manusia dengan Satwa

23 Ribu Peserta Gagal Masuk SMA/SMK Negeri

Tembus Rp12,42 Miliar Ekonomi Syariah kian Kokoh

Jalur SPMB SMP Prioritaskan Jarak

Perencanaan Keuangan Kunci Kemapanan Finansial

Perkuat Akses Keuangan Inklusif

Kebingungan Peserta Warnai Hari Pertama SPMB

Buka Ekspor Sawit di Pasar Eropa

Perketat Pengawasan Truk ODOL

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

POPULAR POST

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 10 Desember 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Selasa, 09 Desember 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Kamis, 11 Desember 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 12 Desember 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi