Tumbuhkan Kepedulian, Tangkal Sel Radikalisme

ALIRAN sesat dan terindikasi radikalisme menjadi musuh utama bangsa ini. Sel-sel ini tumbuh di masyarakat dan berkembang jika menemukan komunitas yang tepat, termasuk di wilayah Lampung. Baru-baru ini Detasemen Khusus (Densus) 88 Markas Besar (Mabes) Polri menangkap tujuh terduga radikalisme (teroris) jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Kota Bandar Lampung. Untuk mencegah munculnya kelompok teroris di Lampung, Polda Lampung telah melakukan pengawasan terhadap akun media sosial dan grup. Hal tersebut dilakukan jajaran Polda Lampung, termasuk Subdit V Cybercrime Ditreskrimsus Polda Lampung. Pola yang dilakukan, yakni preventif hingga represif, jika memang ada temuan. "Tentunya Polda Lampung dengan pola terbuka dan tertutup melakukan pengawasan di media sosial, terkait provokasi ujaran kebencian, dan hal lainnya," ujar Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad. Namun, pengawasan pada dugaan jaringan radikal atau kelompok yang hendak berbuat amaliah dan sebagainya, pihaknya memastikan hal tersebut langsung ditangani oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Polda Lampung, menurut Pandra, telah melakukan fungsi intelkam, fungsi binmas, dan berbagai upaya kontra radikal, dengan pendekatan tiga pilar yakni fungsi RT, lurah pada bagian sipil, bhabinkamtibmas, dan babinsa pada unsur TNI-Polri. Pandra memaparkan ciri-ciri radikalisme yang bekerja di media sosial. Pertama kerap mengatakan bahwa kejadian terorisme yang menelan banyak korban sebagai rekayasa atau drama. Ini dilakukan agar masyarakat tidak bersimpati atas hilangnya nyawa korban. Kedua, mengalihfokuskan berita korban jiwa akibat terorisme dengan berita lain yang tidak ada sangkut pautnya. Tujuannya agar masyarakat lupa dengan kekejaman teroris. Ketiga, menggunakan kata-kata melecehkan untuk mengambarkan keadaan korban. Ini memang sesuai dengan tabiat tetoris yang senang melihat korbannya tersiksa. Keempat, suka menyalahkan aparat hukum bila terjadi tindakan terorisme. Saat ini perilaku masyarakat sudah berubah, makin individual dan makin tidak peduli dengan lingkungan dan orang lain. Padahal aparat hukum adalah garda terdepan membendung aksi teroris, tapi oleh para teroris di media sosial keadaan diputar balik. Kelima, suka mencaci pemerintah dengan istilah keagamaan yang negatif. Dirreskrimsus Polda Lampung melalui PejabatSsementara Kasubdit V Cybercrime Ditreskrimsus Polda Lampung, Kompol Rahmad Mardian, mengatakan pihaknya selalu melakukan patroli siber guna memantau pontensi ujaran kebencian, hoaks, dan lainnya. "Patroli berjalan kita pantau, tapi sifatnya yang provokatif, hoaks dan sebagainya, tapi kalau penggunaan medsos yang berhubungan langsung dengan upaya terorisme. Itu teknis ke densus, kalau kita dibutuhkan biasanya membantu," katanya. Sosiolog dari Universitas Lampung Bartoven Vivit menilai bahwa saat ini perilaku masyarakat sudah berubah, makin individual dan makin tidak peduli dengan lingkungan, dan orang lain. Bahkan hal ini terjadi hampir di seluruh dunia. Sehingga hal itu menimbulkan ketidaksadaran masyarakat dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. "Kepedulian itu penting mulai dari tingkat lingkungan terkecil, perangkat desa tingkat RT itu sangat penting. Ada orang baru di sekitar kita yang kira-kira mencurigakan harus diwaspadai. Tetangga sekitar harus membangun kepedulian di masyarakat," kata Bartoven. Menurut dia, dengan tidak kepedulian masyarakat kepada lingkungan , sehingga tidak sadar ada bencana besar radikalisme yang mengintai di sekitar kita. Jadi perlu kehati-hatian dan kewaspadaan, dan menciptakan kembali kepedulian masyarakat. Dia menyarankan masyarakat harus punya rasa peduli ketika ada orang baru, kontrol kegiatannya, apa aktivitas yang dilakukan. Ketika ada hal-hal yang mencurigakan bisa diantisipasi sejak dini. Dengan makin terkikisnya rasa kepedulian dan individualisme masyarakat, sampai tidak sadar ada bahaya besar yang terjadi di lingkungan sekitar. "Yang sifatnya kerukunan dan kepedulian di masyarakat harus dibangun kembali, mulai dari lingkungan tingkat RT/ RW untuk mengontrol aktivitas masyarakat. Sampai bagian terkecil jangan sampai tidak ada kepedulian," ujar dia. Menurut dia, teroris menyasar semua kelompok, tidak bisa dilihat dari kasat mata, masyarakat tidak bisa menilainya hanya dari simbol-simbol pakaian yang digunakan. "Mereka ada di mana-mana tidak mesti kelompok tertentu, kadang tidak bisa dilihat dari simbol pakaian mereka, masuk segala aspek," ujarnya. "Kepedulian itu penting mulai dari tingkat lingkungan terkecil, perangkat desa tingkat RT itu sangat penting." Salah satu warga di Kelurahan Sumberejo, Kemiling, Jaya (32), mengatakan sebagai warga harus mengenal lingkungan tetangga, meskipun warga baru, maupun warga yang tinggal mengontrak. Untuk mengantisipasi hal tersebut sebagai warga harus proaktif karena orangnya yang beraliran sesat cenderung tertutup, tidak membaur dengan masyarakat. "Jika sudah menemukan ciri-ciri tersebut, berperilaku mencurigakan segera lapor RT setempat, babinkamtibmas atau babinsa, minimal warga harus proaktif tau dan kenal dengan tetangga kanan dan kiri," ujar Jaya. Menurutnya, mengapa kelompok radikal menjadikan kota sebagai tempat persembunyian, sebab masyarakat perkotaan cenderung eksklusif tidak membaur, dan tidak saling kenal, hal itu dimanfaatkan oleh teroris. (RUL/R5) nur@lampungpost.co.id

Tumbuhkan Kepedulian, Tangkal Sel Radikalisme

Edisi Sabtu, 02 November 2019

Edisi Minggu, 03 November 2019

Sri Agustina

Edisi Minggu, 03 November 2019

Generasi Muda yang Berkarya dan Berjuang

Ayam Geprek Saus Mozzarella yang Menggugah

Akar Bambu

Perjalanan Roso Maestro Srihadi

BERITA TERBARU

TOP NEWS

Kreatif Hadapi Efisiensi Anggaran

Pendaftar Jalur SNBP Itera dan Unila Terus Bertambah

Perhotelan Turun hingga 50 Persen Akibat Efisiensi Anggaran

Panitia Universitas Tak Bisa Tangani Kasus Gagal PDSS

Efisiensi Anggaran ke Daerah Berlaku untuk DAK dan DAU

Eva Dwiana Resmikan JPO Milenial

Optimalkan Ekonomi Biru dan Hijau untuk Tingkatkan Kebijakan Fiskal

Penanganan Korupsi Berlanjut

Awasi Kebijakan Harga Singkong di Lapangan

Capaian Pengamanan Lampung dan Sinergi Pusat-Daerah

POPULAR POST

Koran Digital Lampung Post, Edisi Jum’at, 30 Mei 2025

BPK RI Periksa Keuangan Polres Lampung Timur

Pelantikan Pimpinan DPRD Lampura Berlangsung Sederhana

Koran Digital Lampung Post, Edisi Rabu, 28 Mei 2025

Koran Digital Lampung Post, Edisi Senin, 02 Juni 2025

Tentang Kami

Alamat Kami

Iklan & Sirkulasi

Selamat Datang kembali!

Ambil kata sandi Anda