BANDAR LAMPUNG (Lampost.co)–Matahari baru saja muncul dari ufuk timur. Namun, Hendra (45) sudah sibuk menarik kotak sampah warna biru beroda, sembari menenteng sapu dan serokan sampah di tangan kanannya.
Warga Pesisir Kunjir, Lampung Selatan itu dengan teliti menyapu sedikit demi sedikit sampah yang tercecer di area parkir Rest Area KM 20 B Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni-Terbanggibesar.
“Tugasnya dari jam 20.00- 08.00, nanti ganti sif,”kata dia, Minggu, 8 Mei 2022.
Ia tidak sendiri, ada enam rekannya yang turut memastikan bahwa tempat peristirahatan sementara bagi para pemudik itu selalu bersih.
Meski bekerja sejak malam hingga pagi. Ia harus tegar dan pintar-pintar menjaga stamina tubuh agar tetap sehat demi menafkahi istri dan ketiga anaknya.
“Sudah tiga anak saya, pertama lulus SMA, anak kedua kelas 1 SMA , dan yang bungsu masih usia 6 tahun,” katanya sambil memindahan sampah ke wadah disampingnya ke kotak biru.
Kerinduan dengan kampung halamannya jelas ia rasakan. Namun karena pekerjan, ia harus meredam keinginannya untuk pulang ke tanah kelahirannya.
“Pingin juga seperti pemudik di sini, bisa berkumpul sama keluarga di kampung, tapi mau gimana,” kata Hendra.
Bukan sekadar menyapu sampah. Ia juga siap memberikan informasi jika dibutuhkan oleh pemudik di rest area.
“Saya mah orangnya kerjakan saja semaksimal mungkin,” kata dia sembari tersenyum.
Hendra lahir di Sumatera Barat. Ia datang ke Lampung pada 1983. “Saya ikut ayah merantau,” kata dia.
Ayahnya sudah kembali ke kampung halaman lantaran depresi karena istrinya menjadi korban tsunami Selat Sunda pada Desember 2018 silam.
“Alhamdulillah, dapat pekerjaan di sini luar biasa, bisa menafkahi anak dan istri di rumah dan kirim untuk keluarga di kampung,” tuturnya.
Untuk menambah penghasilan harian, ia juga berkebun di sekitar rumahnya. “Kita sembari ngebon, seperti pisang, biar dapur tetap ngebul,” ujar Hendra seraya menarik kotak sampah ke titik lainnya.
Sri Agustina