Bandar Lampung (Lampost.co)— Tidak bisa kita pungkiri, sebagai makhluk sosial, setiap insan pada dasarnya membutuhkan eksistensi diri. Bancak cari untuk terkenal, mulai dari sering kumpul dalam komunitas hingga aktif di media sosial dengan membuat beragam konten.
Tidak heran jika saat ini setiap orang, termasuk ibu rumah tangga alias emak-emak, pasti memiliki media sosial (medsos). Tidak cuma satu, bisa tiga sampai lima akun medsos sekaligus. Bahkan, kini medsos tak cuma menjadi alat buat eksistensi semata, tapi sudah menjadi keran buat mencari pundi-pundi rupiah.
Apalagi saat ini banyak platform medsos yang dapat dimonetisasi untuk menghasilkan cuan dari konten yang diunggah. Emak-emak pun menjadi konten kreator autodidak dan piawai.
Jika Anda siap mulai menghasilkan uang dari platform media sosial, manfaatkan saja platform YouTube, TikTok, Facebook, Instagram, Snack Video, dan lainnya. Mereka adalah platform hebat untuk menghasilkan uang dan Anda akan mendapatkan penggemar yang bakal selalu siap menyemangati Anda.
Cobalah tengok di medsos, belakangan ini banyak postingan para emak berseliweran di laman jendela. Bahkan, tak sedikit yang FYP (for you page), yakni umpan konten yang mempersonalisasi dan menyesuaikan dengan minat dan preferensi setiap pengguna.
Mereka dengan bahagia membagikan kegiatan sehari-hari, seperti memasak, mencuci, menyapu, mengepel, berkebun, jaga anak, bahkan melelang barang dagangannya.
Seperti dialami Yusi Amelia, warga Metro ini, yang mengaku sejak beralih ke medsos profesional semakin rajin menjadi konten kreator. Kegiatan sehari-hari selalu di-posting di medsos tak terkecuali barang dagangannya.
“Medsos profesional ini kan harus rajin posting untuk mengejar jam tayang jadi kita harus mengikuti aturan mainnya,” katanya.
Platform Medsos Profesional
Pengusaha toko kelontongan ini mengaku baru beberapa bulan lalu bergabung di platform medsos profesional. Menurutnya, hal itu akan memberikan uang jika kita bisa mencapai jam tayang sebanyak mungkin.
“Minimal seribu pengikut dan harus juga rajin berinteraksi, setiap reel teman muncul komen-komen saja,” ujarnya.
Meskipun belum mendapatkan uang dalam bentuk dolar seperti yang mereka janjikan platform tersebut. Yusi mengaku sangat senang berselancar di medsos. Ada sisi positif yang ia ambil dari kegiatan ini.
“Kita rajin berinteraksi dengan kawan-kawan lama. Bahkan yang baru kenal sekalipun. Ini sisi baiknya yang kita ambil,” ucapnya yang mengaku awalnya tergolong introvet dan jarang berinteraksi dengan masyarakat.
Setelah kenal medsos ini menjadi orang yang senang berinteraksi dan berbagai pengalaman. “Aku kan dagang ya, jadi sekarang apa pun kegiatan aku posting dan terus berinteraksi dengan kawan-kawan. Ini membantu bisnis juga,” kata Yusi.
Tren ngonten untuk monetisasi di media sosial sebenarnya sudah terjadi sejak pandemi Covid-19 pada 2019 lali.
Perkembangan Teknologi
Pengamat ekonomi, Yoke Moelgini, menyebut kala itu banyak dari kalangan pelaku usaha rumahan, pebisnis, hingga pedagang harus gulung tikar akibat mobilitas masyarakat yang terhambat dan berpengaruh pada menurunnya daya beli.
“Imbas dari itu, mereka kemudian beralih ke media sosial seiring tingginya ketergantungan masyarakat pada teknologi. Sehingga hal itu turut memengaruhi cara masyarakat menjalankan usahanya,” kata dia, Jumat, 26 April 2024.
Yoke menyatakan seiring berjalannya waktu, media sosial kini tidak hanya memanfaatkan untuk berniaga. Beberapa platform besar, seperti Facebook, Instagram, TikTok, ataupun YouTube. Kini menjadikan masyarakat untuk menghasilkan cuan dengan konten-konten menarik yang bisa dilihat banyak orang.
Peluang ini harus bermanfaat sebaik mungkin oleh masyarakat. Untuk itu, ia meminta agar setiap pengguna medsos memanfaatkan perubahan ini secara positif, konstruktif, dan juga menguntungkan.
“Sehingga dapat kompetitif dalam menghasilkan karya-karya atau tontonan-tontonan yang bisa mendidik dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” kata Yoke.
Bijak Bermedsos
Yoke juga meminta agar pengguna medsos kini bisa lebih bijak dan cerdas dalam menggunakan teknologi. Sebab di samping memberikan kemudahan dan keuntungan jika tidak menggunakan dengan bijak, bisa merugikan orang lain.
Sudah banyak kita lihat berita karena gara-gara demi konten, seseorang rela kehilangan akal sehat, bahkan kehilangan nyawa. Jika sudah kehilangan nyawa, buat apalagi konten dan viral.
Selain itu tetap waspada dan bijak membuat konten. Sebab, rekam jejak dunia maya akan abadi dan ingat ada Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang akan memantau setiap pergerakan Anda di dunia maya.
Gaji dari Medsos
Berkembangnya media sosial yang semakin pesat saat ini, seseorang bisa dapat gaji bulanan hanya dengan membuat konten melalui medsos.
Namun, agar gaji bisa terbayarkan, ada sejumlah syarat yang harus diikuti. Seperti memenuhi standar dan kebijakan terkait hak cipta dan memiliki minimum pengikut mulai dari ribuan, bahkan jutaan pengikut.
Dan yang tak kalah penting ialah durasi unggahan video atau live streaming dengan total 600 ribu menit dalam jangka tertentu.
Seorang kreator lebih leluasa dalam mengelola ruang untuk berkreasi serta memanfaatkan berbagai fitur yang mereka tawarkan. Harus kreatif dan komunikatif dengan penonton agar mendapatkan banyak keuntungan dan monetisasi yang lebih lagi.
Lalu, jika sudah mampu memenuhi semua persyaratan tadi, Anda bisa mendapatkan gaji mulai dari Rp2 juta hingga Rp12 juta dalam satu bulan. Namun, semua itu bergantung beberapa faktor yang ada.
Jika kamu mendapatkan jumlah penonton serta pengikut yang banyak, tidak menutup kemungkinan bisa mendapatkan iklan yang sepadan dan uang lebih banyak.
Bahkan, jika berhasil membuat konten yang sangat menarik dan bisa membuat orang menonton konten, Anda bisa dapatkan uang hingga Rp150 juta dalam sebulan.