Bandar Lampung (Lampost.co)— Para peneliti menemukan bahwa manusia mengalami perubahan drastis di usia 44 tahun, baik secara fisik maupun mental. Perubahan ini bukan hanya akibat proses penuaan alami, tetapi juga oleh faktor biologis, psikologis, dan sosial.
Secara biologis, penurunan fungsi tubuh seperti metabolisme melambat, mulai terasa lebih signifikan di usia ini. Tubuh memproduksi lebih sedikit hormon seperti testosteron dan estrogen, yang dapat memengaruhi energi.
Suasana hati, dan kesehatan secara keseluruhan. Selain itu, ada perubahan pada jaringan otot, tulang, serta sistem kekebalan tubuh, yang membuat individu lebih rentan terhadap penyakit.
Dari sisi psikologis, usia 44 tahun sering dianggap sebagai masa transisi di mana banyak orang menghadapi krisis paruh baya.
Hal ini pemicunya oleh refleksi terhadap pencapaian hidup, seperti karier, keluarga, dan tujuan pribadi. Mereka mungkin merasa perlu mengevaluasi ulang jalan hidup mereka dan mencari makna atau perubahan.
Sosial juga memainkan peran penting dalam perubahan ini. Pada usia ini, banyak orang berada di tengah-tengah tanggung jawab keluarga, karier, dan perencanaan masa depan.
Tekanan dari berbagai tanggung jawab ini dapat menambah stres, sehingga berdampak pada kesehatan mental dan fisik mereka.
Hasil Penelitian
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Nature Aging, para ilmuwan di Stanford University dan Nanyang Technological University di Singapura mengikuti 108 partisipan. Selama beberapa tahun untuk mengamati perubahan penuaan pada molekul mereka – RNA, protein, dan mikrobioma partisipan.
Para ilmuwan menemukan penuaan pada manusia tidak terjadi secara bertahap dan linier. Sebaliknya, sebagian besar molekul yang mereka pelajari menunjukkan perubahan yang mempercepat dan tidak linier pada usia 44 dan 60 tahun.
Xiaotao Shen selaku asisten profesor di bidang kedokteran mikrobioma di Nanyang Technological University dan penulis pertama studi tersebut, mengatakan hasil penelitian menunjukkan “kita tidak menjadi tua secara bertahap.” Beberapa titik waktu sangat penting bagi penuaan dan kesehatan kita, tambahnya.
Sebagai contoh, kemampuan untuk memetabolisme kafein menurun secara signifikan – pertama kali pada usia 40 tahun dan sekali lagi pada usia 60 tahun.
Komponen yang terlibat dalam memetabolisme alkohol juga berkurang, terutama di sekitar usia 40 tahun, kata Michael Snyder. Ketua departemen genetika di Stanford dan seorang penulis studi tersebut mengacu pada dua gelombang penuaan.
Snyder menambahkan, secara anekdot, “orang sering mengalami cedera otot dan melihat akumulasi lemak mereka pada usia 40-an (terkait dengan metabolisme lipid). Tentu saja sarkopenia (kehilangan otot) menimpa orang-orang di usia 60-an – ini adalah masalah yang sangat besar.”
Kedua kelompok usia tersebut mengalami perubahan pada protein yang menyatukan jaringan, yang kemungkinan membantu menjelaskan perubahan kulit, otot dan kardiovaskular, tambahnya.
Anda juga dapat referensi berita atau artikel terkait kesehatan lainnya dengan membaca di web idibiak.org