Jakarta (Lampost.co)–Belakangan ini banyak penyakit mematikan yakni kondisi kesehatan yang memiliki risiko tinggi menyebabkan kematian. Badan kesehatan dunia atau WHO telah mengelompokan penyakit mematikan yang harus terwaspadai. Meskipun sering pengelompokannya dengan penyakit yang tidak bisa diobati, sebenarnya penyakit mematikan merupakan penyakit dengan tingkat kematian tertinggi.
Poin Penting:
- Mengenal secara dini penyakit mematikan
- WHO mengelompokkan jenis penyakit mematikan yang menggut banyak jiwa
- Gaya hidup sehat menjadi kunci utama kesehatan
Mengenal penyakit-penyakit ini secara dini sangat penting agar langkah pencegahan dan pengobatan bisa dilakukan sedini mungkin.
Berikut ini adalah daftar 10 penyakit paling mematikan di dunia versi WHO tahun 20220 yang patut kewaspadaanya hingga pendeteksian awal pencegahannya:
Baca Juga: Ini 6 Tips Menjaga Kesehatan Usai Lebaran
1. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit ini merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia. Terjadi karena penyumbatan di pembuluh darah yang memasok darah ke jantung, penyakit ini bisa menyebabkan serangan jantung mendadak.
Faktor risiko: Tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, diabetes, dan obesitas.
Pencegahan: gaya hidup sehatm diet rendah lemak jenuh, rutin berolahraga, dan menghindari rokok.
2. Stroke
Stroke adalah kondisi serius yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu, karena penyumbatan (stroke iskemik). Atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik), yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sel-sel otak. Stroke terjadi saat pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah, menghentikan aliran oksigen ke sel-sel otak.
Faktor risiko: Hipertensi, merokok, riwayat keluarga, dan kontrasepsi oral.
Pencegahan: Kendalikan tekanan darah, hindari rokok, dan periksa kesehatan rutin.
3. Infeksi Saluran Pernapasan Bawah
Infeksi ini menyerang saluran napas dan paru-paru, sering kali oleh virus dan bakteri. Penderita mengeluhkan penyakit yang bersifat akut (gejala <21 hari) dengan gejala utama berupa batuk. Minimal ada 1 gejala penyerta seperti peningkatan produksi sputum, dyspnea, nyeri dada, atau mengi dan tidak ada penyakit lain yang dapat menyebabkan gejala serupa misalnya asthma atau sinusitis.
Faktor risiko: Flu, kualitas udara buruk, sistem imun lemah, asma, HIV.
Pencegahan: Vaksinasi, menjaga kebersihan, dan lingkungan bebas asap.
4. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
PPOK adalah penyakit progresif jangka panjang yang menyulitkan penderitanya untuk bernapas, termasuk bronkitis kronis dan emfisema.
Faktor risiko: Merokok, polusi udara, riwayat infeksi pernapasan masa kecil.
Pencegahan: Berhenti merokok, hindari polusi, dan gunakan masker di lingkungan tercemar.
5. Kanker Pernapasan
Meliputi kanker trakea, laring, bronkus, dan paru-paru. Kanker ini menempati posisi tinggi dalam daftar penyebab kematian. Yakni kondisi ketika sel-sel di saluran pernapasan tumbuh secara tidak terkendali dan berubah menjadi sel-sel ganas. Kanker pernapasan dapat terjadi di paru-paru atau di tenggorokan.
Sel-sel ganas ini dapat membentuk tumor di saluran pernapasan dan, jika tidak terobati, dapat menyebar ke jaringan dan organ lain dalam tubuh.
Faktor risiko: Rokok aktif/pasif, paparan racun lingkungan.
Pencegahan: Hindari merokok, deteksi dini, dan hindari polutan industri.
6. Diabetes Melitus
Kondisi kronis akibat gangguan produksi atau fungsi insulin yang mengakibatkan kadar gula darah tinggi. Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.
Ciri-ciri dan Gejala Diabetes Melitus: Suka merasa haus dan sering merasa lapar, Terjadi penurunan berat badan dan massa otot berkurang. Penglihatan tampak kabur. Muncul luka yang sulit sembuh, kerap mengalami infeksi pada kulit, gusi, atau saluran kemih. Selalu buang air kecil saat malam hari.
Faktor risiko: Obesitas, pola makan buruk, kurang aktivitas fisik.
Pencegahan: Diet seimbang, olahraga teratur, dan cek kadar gula darah rutin.
7. Alzheimer dan Demensia
Penyakit degeneratif yang menyerang memori dan fungsi kognitif, umumnya menyerang lansia. Alzheimer adalah salah satu jenis demensia, yaitu gangguan otak yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Penyakit Alzheimer akan menyebabkan penderitanya menjadi pikun. Kondisi ini juga bisa menyebabkan komplikasi yang akan menurunkan kualitas hidup penderitanya. Demensia merupakan istilah umum untuk berbagai kondisi yang memengaruhi fungsi kognitif. Gejala demensia memicu penurunan keterampilan berpikir, hingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan fungsi mandiri.
Faktor risiko: Usia >65 tahun, genetika, gaya hidup tidak sehat.
Pencegahan: Latih otak, jaga kesehatan jantung, dan konsumsi makanan otak (seperti omega-3).
8. Dehidrasi akibat Diare
Diare berat dapat menyebabkan dehidrasi akut yang berujung pada kematian, terutama di wilayah tanpa akses air bersih. Kondisi kronis menyebabkan masuk dalam penyakit mematikan.
Faktor risiko: Sanitasi buruk, kekurangan gizi, sistem imun lemah.
Pencegahan: Cuci tangan, konsumsi air bersih, dan makanan higienis.
9. Tuberkulosis (TBC)
TBC adalah penyakit menular yang kareba bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang umumnya menyerang paru-paru. Penyakit ini juga bisa menyerang organ lain. TBC menjadi penyebab kematian utama bagi penderita HIV.
Faktor risiko: HIV, diabetes, gizi buruk, kontak erat dengan penderita TBC.
Pencegahan: Imunisasi BCG, diagnosis dini, dan pengobatan tuntas.
10. Sirosis Hati
Sirosis hati adalah kondisi di mana jaringan parut menggantikan jaringan hati yang sehat, mengganggu fungsi normal hati. Kondisi ini seringkali karena infeksi hepatitis kronis atau konsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang. Kerusakan hati jangka panjang yang penyebabnya karena konsumsi alkohol, hepatitis kronis, atau penyakit hati berlemak.
Faktor risiko: Alkohol berlebihan, hepatitis B/C, obesitas.
Pencegahan: Hindari alkohol, deteksi dini hepatitis, dan pola makan sehat.
Langkah Pencegahan Umum yang Bisa Dilakukan
-
Konsumsi makanan bergizi
-
Tidur cukup
-
Rutin berolahraga
-
Tidak merokok
-
Rutin cek kesehatan, terutama jika memiliki faktor risiko
Penerapan gaya hidup sehat adalah kunci utama dalam mengurangi risiko terkena penyakit mematikan. Jangan abaikan gejala ringan, karena deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa.
Anda juga bisa mengikuti berita kesehatan dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) dengan mengklik di website pafikotasibolga.org
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News