Bandar Lampung (Lampost.co) — Angka kematian jemaah haji asal Lampung saat ini berjumlah 12 orang, meningkat 100 persen ketimbang tahun lalu yang hanya 6 orang. Padahal Kementerian Agama (Kemenag) RI telah menyiapkan skema murur dan tanazul untuk menekan angka tersebut.
Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU), Ansori F Citra mengungkapkan, semua jemaah yang meninggal merupakan kalangan lanjut usia (Lansia). Berdasarkan keterangan medis mereka mengalami gangguan kesehatan karena penyakit penyerta dan kelelahan.
“Semua rata-rata lansia, dari 12 hanya 1 yang berusia di bawah 60 tahun, yang lainnya bahkan di atas 80 tahun,” ungkapnya, Selasa, 17 Juni 2025.
Ia mengatakan, sebenarnya Kemenag telah menyiapkan sejumlah skema selama pelaksanaan ibadah untuk mencegah jemaah kelelahan dan menekan angka kematian. Bahkan ada 2 skema yang rencananya diterapkan yakni Murur dan Tanazul.
Murur
Murur adalah pergerakan jemaah dari Arafah dengan bus yang hanya melewati Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan. Mereka langsung melanjutkan perjalanan ke Mina untuk melakukan lempar jumrah dan mabit. Skema ini telah dilakukan sesuai rencana.
“Skema murur sudah sesuai rencana dan berjalan lancar,” ungkapnya.
Namun, panitia pelaksana ibadah haji (PPIH) membatalkan pelaksanaan tanazul. Pembatalan itu karena situasi memungkinkan akibat kepadatan lalu lintas serta hotel tempat menginap.
“Tanazul dibatalkan karena ternyata tidak mudah memindahkan orang ke hotel karena situasi di sana sangat padat. Baik lalu lintas dan pelayanan hotel,” jelasnya.
Tanazul sendiri adalah skema pemulangan lebih awal ke hotel di Makkah setelah selesai lempar jumrah aqabah. Skema ini mestinya setelah melakukan mabit di Muzdalifah. Namun karena gagal penerapannya, jemaah tetap melanjutkan mabit di Mina. (Umar Robbani)