Bandar Lampung (Lampost.co) — Industri perfilman Indonesia memiliki banyak film religi. Sejumlah judul sinema dalam genre tersebut selalu rilis setiap tahunnya. Pasalnya, film religi sebagai salah satu genre yang disukai penonton, terutama saat Ramadan.
Suasana bulan suci menjadi waktu yang tepat untuk mengisinya dengan tontonan yang tidak hanya memberikan hiburan. Namun, ada nilai ajaran agama yang dapat menjadi pelajaran hidup.
Sejumlah rumah produksi tanah air turut mengkreasikan film religi, mulai dari kisah nyata hingga adaptasi novel ternama. Berikut ini 11 film religi Indonesia terbaik sepanjang masa berdasarkan rating dan jumlah penontonnya.
Film Religi Terbaik
1. Air Mata di Ujung Sajadah (2023)
Air Mata di Ujung Sajadah sebagai film drama religi keluarga garapan sutradara Key Mangunsong. Sinema tersebut menjadi salah satu film paling banyak penonton pada 2023 dengan pemerannya Titi Kamal, Fedi Nuril, Citra Kirana, Jenny Rachman, dan Faqih Alaydrus.
Sinema itu mengisahkan tentang Aqilla yang mendapat kabar bohong dari ibunya sendiri, terkait bayinya yang meninggal karena sebuah alasan. Padahal, ibunya itu menyerahkan bayi Aqilla dalan pengasuhan pasangan lain yang lama mendambakan seorang anak.
BACA JUGA: 10 Rekomendasi Film Bioskop Indonesia 2023 Terlaris, Seram hingga Sedih
2. Surga yang Tak Dirindukan (2015)
Film tersebut mengisahkan seorang wanita dalam mempertahankan keluarga kecilnya. Wanita itu berusaha acuh meski suaminya berselingkuh dengan perempuan lain.
Film adaptasi novel dengan judul sama karya Asma Nadia itu hasil garapan sutradara Kuntz Agus. Keberhasilan film itu, menarik untuk berlanjut ke musim kedua pada 2017 dengan bintangnya Nora Danish dan Reza Rahadian.
BACA JUGA: 15 Film Bioskop Terbaru Genre Horor yang Tayang pada 2024
3. Mencari Hilal (2015)
Film garapan Ismail Basbeth sebagai sutradaranya mengisahkan pengalaman seorang laki-laki dalam mencari hilal secara lebih sederhana. Sebab, dia tidak sependapat dengan metode meneropong hilal yang anggarannya hingga miliaran rupiah. Oka Antara, Deddy Sutomo, dan Torro Margens, menjadi beberapa pemeran dalam sinema itu.
4. Haji Backpacker (2014)
Film Haji Backpacker turut mengadaptasi dari novel karya Aguk Irawan dengan judul sama. Abimana Aryasatya, Laura Basuki, Laudya Cynthia Bella, dan Dewi Sandra, turut membintangi sinema garapan sutradara Danial Rifki tersebut.
Haji Backpacker mengisahkan perjalanan inspiratif seorang pria untuk menuju Mekkah, Arab Saudi. Dia harus melintasi sembilan negara melalui darat untuk sampai ke Tanah Suci.
Cerita itu membuat film tersebut melakukan pengambilan gambar di sembilan negara, yaitu Indonesia, Arab Saudi, Vietnam, Tiongkok, Nepal, Thailand, Tibet, Iran, dan India.
5. Sang Kiai (2013)
Sang Kiai garapan sutradara Rako Prijanto menggaet Ikranagara, Christine Hakim, Agus Kuncoro, dan Adipati Dolken sebagai pemerannya. Film itu mengisahkan sosok Hadratus Syaikh Kyai Haji Hasyim Asy’ari sebagai pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang juga pendiri Nahdlatul Ulama.
6. 99 Cahaya di Langit Eropa (2013)
Novel dari judul 99 Cahaya di Langit Eropa karangan Rangga Almahendra dan Hanum Salsabiela Rais menjadi rujukan film tersebut.
Sutradara Guntur Soeharjanto yang menyutradarainya bekerja sama dengan sejumlah aktor dan aktris berkualitas. Mulai dari Abimana Aryasatya, Acha Septriasa, Nino Fernandez, Dewi Sandra, Raline Shah, Alex Abbad, Marissa Nasution, hingga Geccha Tavvara.
Film tersebut mengisahkan tentang jurnalis wanita dari Indonesia yang tengah mendampingi suaminya menyelesaikan kuliah doktoral di Vienna, Austria. Pasangan itu beradaptasi dan bertemu lingkungan pertemanan baru.
Perjalanan pasangan itu akhirnya menemukan jejak-jejak agama Islam di Benua Eropa era Merzifonlu Kara Musiitafa Pasha dari Kesultanan Utsmaniyah, bangsa Turki.
7. Negeri 5 Menara (2012)
Film garapan Affandi Abdul Rachman sebagai sutradara itu mengisahkan anak sederhana di Maninjau yang baru lulus SMP. Remaja bernama Alif Fikri itu menyimpan impian untuk berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Namun, impiannya itu musnah karena ibunya mengarahkan anaknya untuk masuk ke Pondok Modern Gontor, sebuah pesantren di Ponorogo, Jawa Timur.
Film adaptasi dari novel dengan judul sama karya Ahmad Fuadi itu menggaet aktor Gazza Zubizareta, Lulu Tobing, David Chalik, Donny Alamsyah, Ikang Fawzi, Ariyo Wahab, Mario Irwinsyah, dan Andhika Pratama.
8. Sang Pencerah (2010)
Sang Pencerah garapan sutradara ternama film-film religi, yaitu Hanung Bramantyo. Sinema tersebut mengangkat kisah nyata seorang pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan, yang mulai berusia 21 tahun.
Di usianya tersebut, Ahmad Dahlan memiliki kegelisahan terhadap pelaksanaan ibadah yang tidak sesuai syariat Islam yang cenderung mengarah kesesatan, syirik, dan bid’ah.
Lukman Sardi yang memerankan sebagai Ahmad Dahlan turut mengangkat film tersebut dengan akting apiknya. Selain itu, terdapat pula aktor dan aktris lainnya, seperti Yati Surachman, Giring Ganesha, Dennis Adhiswara, Ihsan Tarore, Zaskia Adya Mecca, Sujiwo Tejo, Slamet Rahardjo, Agus Kuncoro, dan Ikranagara.
9. Perempuan Berkalung Sorban (2009)
Film Perempuan Berkalung Sorban hasil adaptasi novel karya Abidah El Khalieqy dengan judul sama. Sinema tersebut mengisahkan seorang wanita muslimah yang memiliki pemikiran bebas. Dia menilai perlunya kesetaraan gender dan dengan diam-diam mencintai pamannya sendiri.
Film garapan sutradara Hanung Bramantyo tersebut menggaet aktor dan aktris ternama, seperti Revalina S. Temat, Ida Leman, Widyawati, Nasya Abigail, Oka Antara, Reza Rahadian, dan Joshua Pandelaki.
10. Emak Ingin Naik Haji (2009)
Film Emak Ingin Naik Haji dengan Aty Cancer Zein, Reza Rahadian, dan Didi Petet, sebagai pemerannya. Sinema garapan Aditya Gumay sebagai sutradara tersebut mengisahkan seorang ibu lanjut usia yang sabar, tulus, dan penuh kebaikan hati, bercita-cita dapat menunaikan ibadah haji.
Namun, anggaran yang tidak cukup menjadi ganjalan untuk mewujudkan keinginan tersebut. Sebab, untuk kehidupan sehari-hari hanya mengandalkan pendapatan dari berjualan kuenya.
11. Ayat-Ayat Cinta (2008)
Novel dengan judul sama karangan Habiburrahman El Shirazy menjadi rujukan produksi film tersebut. Sutradara Hanung Bramantyo memproduksi sinema itu bersama sejumlah bintang, seperti Rianti Cartwright, Fedi Nuril, Zaskia Adya Mecca, Carissa Putri, dan Melanie Putria.
Film tersebut mengisahkan tentang percintaan dengan latar kehidupan di Kairo, Mesir, yang kental dengan nuansa religi. Kisah romansa itu terkait empat wanita yang mencintai satu laki-laki.
Film tersebut juga berlanjut pada Ayat-Ayat Cinta 2 yang tayang pada 2017. Di musim keduanya, Guntur Soehardjanto menjadi sutradaranya yang mengisahkan perjalanan sang pria dalam mencari istri yang mencintainya.