Jakarta (Lampost.co) — Film 2nd Miracle in Cell No. 7 meraih lebih dari satu juta penonton dalam waktu sembilan hari sejak tayang di bioskop. Pencapaian sekuel dari film adaptasi yang sukses pada 2022 itu menjadi awal yang menjanjikan untuk 2025 bagi industri film Indonesia.
Pada hari kesembilan penayangan, 2nd Miracle in Cell No. 7 mengantongi total 1.066.702 penonton. Informasi itu langsung Falcon Pictures umumkan melalui akun Instagram resminya.
“Terima kasih untuk kalian semua para pecinta dan penonton film Indonesia. Mari jadikan film #2ndmiracleincellno7 sebagai tontonan pembuka yang luar biasa untuk 2025 ini,” tulis Falcon Pictures di akun @falconpictures_ pada 1 Januari 2025.
Pencapaian itu turut mengantarkan 2nd Miracle in Cell No. 7 menjadi film Indonesia ke-20 yang menembus satu juta penonton pada 2024. Film tersebut berada di peringkat ke-18 dalam daftar film terpopuler dan mengungguli film The Architecture of Love dan Kereta Berdarah.
Namun, jumlah penontonnya masih tertinggal dari beberapa film lainnya, seperti Ancika: Dia yang Bersamaku 1995, Laura, dan Santet Segoro Pitu. Sementara untuk melampaui kesuksesan film pertamanya, Miracle in Cell No. 7 (2022), harus dapat menggaet lebih dari 5,8 juta penonton.
Kisah Baru yang Emosional
Film itu melanjutkan cerita Bapak Dodo (Vino G. Bastian), yang mendapatkan hukuman mati atas tuduhan yang tidak ia lakukan dua tahun setelah kejadian di film pertama. Kartika kini yang menjadi yatim piatu akhirnya Kepala Sipir Hendro Sanusi (Denny Sumargo) adopsi.
Namun, kehidupan Kartika tidak berjalan mulus. Ia masih belum sepenuhnya menyadari ayah kandungnya telah tiada. Sementara permohonan adopsi Kepala Sipir Hendro selalu Kepala Dinas Sosial tolak. Kartika sering diam-diam dibawa ke penjara untuk menemui para narapidana di sel nomor 7, yang tetap menjadi bagian penting dalam kehidupannya.
Film 2nd Miracle in Cell No. 7 arahan sutradara Herwin Novianto, sebelumnya turut menggarap film seperti Kang Mak (2024), Kembang Api (2023), dan Sejuta Cinta Untuknya (2020). Herwin membawa pendekatan emosional baru yang tetap menjaga esensi cerita tentang keluarga, persahabatan, dan perjuangan hidup.