Jakarta (Lampost.co) — Akses dan penciptaan lagu anak Indonesia saat ini kian minim dan menjadikan generasi saat ini kerap menyanyikan lagu-lagu yang viral di media sosial (medsos), khususnya TikTok. Padahal, musik di medsos itu merupakan karya untuk segmen dewasa sehingga tidak sesuai usia anak-anak.
Lagu anak saat ini tidak lagi terdengar meriah seperti akhir 90-an dan awal 2000-an. Ketika itu justru terdapat banyak penyanyi cilik yang masuk ke industri musik.
Namun, menurut Anugerah Musik Indonesia (AMI), lagu anak masih sesuai dengan zaman saat ini karena masih ada produksi lagu anak dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan catatan AMI dalam dua tahun terakhir jumlah lagu anak yang terdaftar untuk AMI Awards mencapai 184 lagu pada 2023 dan 168 karya pada 2024. Angka itu terbilang masif, tetapi karya musik itu jarang sampai bermuara ke telinga anak-anak saat ini.
Pengamat musik, David Tarigan, menilai popularitas lagu anak bergantung pada hook. Lalu cara distribusi dan strategi pemasaran lagu itu agar sampai ke anak-anak.
“Persoalannya pada distribusi yang esensinya memang teknis, seperti hook lagu anak. Sebab, hook dari lagu sangat penting agar menempel di kepala anak. Sehingga, anak mudah mengingat,” kata David.
Dia melanjutkan semangat kolektif berbagai pihak bisa memantik kembalinya popularitas dan tren lagu anak di industri musik. Termasuk musisi dewasa yang memiliki inisiatif akan ikut memproduksi lagu anak.
“Tidak bisa dari satu pihak saja sehingga harus inisiatif kolektif untuk ramai-ramai kembali mengangkat lagu anak. Tapi, tidak semua pihak terkait mau untuk itu,” kata dia.
Upaya itu sempat datang dari para musisi yang prihatin, seperti Titiek Puspa yang menggagas grup anak Duta Cinta. Selain itu, Erwin Gutawa yang menggarap kolektif Di Atas Rata-Rata dengan mengumpulkan anak-anak berbakat musik dari seluruh Indonesia. Namun, upaya tersebut justru memiliki banyak tantangan terkait keberlanjutan.
Lagu Anak RAN
Langkah teranyar juga hadir dari trio RAN yang pada 23 Juli 2024 merilis album bertajuk RAN For Your Kids. Album mengaransemen ulang lagu mereka, seperti “Selamat Pagi”, “Sepeda”, dan “Dekat di Hati”.
Langkah itu sebagai bentuk kepedulian trio yang beranggota Rayi, Asta dan Nino, terhadap kondisi krisis lagu anak Indonesia.
“Kami concern dan mau berbuat sehingga tidak ingin diam saja. Kami ingin berperan di dunia musik anak-anak Indonesia lewat lagu-lagu yang cocok juga untuk anak-anak dengarkan,” ujar seorang personel RAN, Rayi.
Mereka menilai anak-anak sepatutnya bisa menyanyikan dan mengekspresikan perasaan melalui lagu-lagu yang sesuai usia. Hal tersebut yang mendasari RAN meluncurkan mini album RAN for Your Kids.
Kumpulan karya musik mengajak para penyanyi anak hasil audisi bisa membawakan lagu-lagu milik RAN yang lebih bertema general dan bisa anak-anak nyanyikan.
Ketiganya turut menyadari kondisi anak-anak menyanyikan lagu dewasa bukan kesalahan anak, orang tua, ataupun musisi. Namun, akibat minimnya eksposur terhadap lagu-lagu anak saat ini.
“Kebetulan opsi lagu, akses, dan eksposur terhadap lagu anak itu yang kurang. Sehingga, orang tua atau anak juga enggak tahu lagu yang aman untuk anak konsumsi atau dengarkan,” kata Rayi.
Untuk itu, mini album terbaru RAN itu akan merespons minimnya eksposur lagu-lagu anak Indonesia yang kalah banyaknya dari luar negeri.
“Sepatutnya anak-anak menyanyikan dan mendengarkan lagu-lagu yang indah-indah dan lebih cocok dengan usia mereka. Sebab, di lagu dewasa banyak diksi yang belum waktunya mereka dengar,” kata Nino.