Jakarta (Lampost.co) – Aktris Hollywood Angelina Jolie kembali bersuara lantang mengenai krisis kemanusiaan di Gaza. Melalui unggahan Instagram pada Minggu, 7 September 2025, ia menyoroti kelaparan yang semakin parah.
Poin Penting
- Angelina Jolie soroti kelaparan akut di Gaza., 132 ribu anak terancam meninggal karena malnutrisi.
- Jumlah korban kelaparan diprediksi mencapai 640 ribu jiwa.
- Jolie kecam Dewan Keamanan PBB karena pilih kasih, warganet mendukung suara Jolie untuk Gaza.
Angelina Jolie menyebut 132.000 anak Gaza terancam meninggal akibat malnutrisi akut. Selain itu, lebih dari 500 ribu warga Palestina kini menghadapi kelaparan serius. Jumlah ini bahkan diperkirakan melonjak hingga 640 ribu jiwa pada akhir September 2025.
Dalam unggahannya, Jolie menampilkan data resmi PBB serta mengutip Tom Fletcher, Wakil Sekretaris Jenderal PBB. Ia menegaskan bahwa kelaparan tersebut seharusnya dapat dicegah, namun dunia justru membiarkannya.
“Kelaparan yang bisa dicegah, tetapi dibiarkan terjadi karena kejahatan dan ketidakpedulian,” tulis Angelina Jolie.
Pemeran Maleficent itu menilai penderitaan Gaza bukan kebetulan, melainkan dampak keputusan politik. Menurutnya, kelalaian global hanya akan membuat dunia lebih berbahaya bagi warga sipil.
Ia juga mengecam Dewan Keamanan PBB yang dianggap pilih kasih dalam bersikap. Jolie menyebut banyak negara anggota hanya membela kepentingan politik masing-masing, bukan kemanusiaan.
“Ini puncak cara tak tahu malu Dewan Keamanan PBB dalam memilih negara mana yang dikritik atau dibela,” ujarnya.
Selain Gaza, Angelina Jolie menyoroti peningkatan jumlah pengungsi dari Sudan, Suriah, Afghanistan, hingga Ukraina. Jumlah pengungsi global, kata Jolie, telah meningkat dua kali lipat dalam satu dekade terakhir.
Unggahan ini mendapat dukungan luas dari warganet. Banyak yang berterima kasih karena Jolie kembali bersuara untuk anak-anak Gaza yang tak bisa bersuara.
Pesan Jolie menambah rekam jejaknya dalam isu kemanusiaan internasional.
Ia menegaskan bahwa krisis Gaza bukan sekadar angka, melainkan tragedi nyata yang mendesak tindakan segera.