Jakarta (Lampost.co) — Suasana haru menyelimuti pemakaman Bunda Iffet, ibunda Bimbim Slank, yang pemakamkannya di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Minggu, 27 April 2025. Seusai prosesi pemakaman, Bimbim menceritakan kronologi lengkap kepergian sang bunda tercinta.
Menurut Bimbim, kondisi Bunda Iffet mulai mengkhawatirkan sejak Senin pagi, ketika tidak bangun dari tidurnya. Biasanya, sekitar pukul 08.00-09.00 WIB, Bunda Iffet rutin berjemur dengan bantuan kursi roda di rumah sebelah.
Namun, hari itu berbeda, Bunda tetap terlelap. “Karena khawatir, kami langsung bawa Bunda ke rumah sakit,” ujar Bimbim.
Setelah ke rumah sakit, kondisi Bunda Iffet sempat membaik. Ia Kembali bisa berbicara, bercanda, dan memanggil anggota keluarga satu per satu. “Besoknya, Bunda sudah bangun, ngoceh, cerita-cerita, ketawa-ketawa. Kami lega waktu itu,” kata drummer Slank ini.
Namun, memasuki hari keenam perawatan, kondisi Bunda Iffet tiba-tiba menurun drastis. Dokter menyarankan agar Bunda pindah ke ruang HCU untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.
“Sudah dua hari sebelumnya Bunda minta pulang. Kami akhirnya berembuk dan memutuskan memenuhi keinginannya,” katanya.
Dokter sempat mengingatkan risiko besar jika pulang. Namun, keluarga tetap memilih membawa Bunda ke rumah. Setiba di rumah, Bunda Iffet bertahan selama dua jam sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhir.
“Dokter bilang mungkin resikonya besar, mungkin tidak sampai rumah. Tapi, Bunda kuat sampai rumah, sempat pamit, baru pergi,” kenang Bimbim.
Bimbim juga menjelaskan sang bunda tidak memiliki riwayat penyakit berat. Hanya sesekali Bunda Iffet mengalami lonjakan tekanan darah dan kadar gula, yang biasa terjadi pada usia lanjut. “Kadang tensi naik, gula juga naik. Wajar di usia 87 tahun,” ujarnya.
Kepergian Bunda Iffet menjadi kehilangan besar bagi keluarga, Slankers, dan dunia musik Indonesia. Bunda sebagai sosok penuh kasih yang selalu mendukung dan membimbing Slank melewati berbagai masa sulit.
Banyak rekan musisi, kerabat, hingga penggemar turut hadir di TPU Karet Bivak. Mereka memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang dianggap sebagai “ibu” bagi perjalanan panjang Slank.