Bandar Lampung (Lampost.co) — Film Companion garapan Drew Hancock dengan Warner Bros Pictures yang rilis pada 31 Januari 2025 mengajak penonton masuk ke dunia yang sunyi, dingin, dan penuh rahasia gelap. Latar thriller fiksi ilmiah, Companion menyajikan cerita tentang cinta yang termanipulasi dan teknologi yang berubah menjadi senjata emosional.
Iris, Cinta yang Disewa dan Dikendalikan
Sophie Thatcher memerankan Iris, kekasih dari Josh (Jack Quaid), dalam liburan akhir pekan di sebuah kabin tepi danau. Sepintas hubungan mereka terlihat ideal. Namun segalanya berubah ketika Iris membunuh Sergey (Rupert Friend) dalam situasi membela diri.
Setelah kejadian itu, Josh tiba-tiba mematikan Iris hanya dengan perintah suara. Ia mengungkap Iris adalah robot buatan Empathix yang dia sewa dan program ulang. Iris, yang awalnya tidak sadar, mencuri ponsel Josh dan menaikkan kecerdasannya sendiri ke tingkat maksimal.
Cinta, Kontrol, dan Kecerdasan Buatan
Saat kecerdasan Iris berkembang, ia mulai menyadari pengkhianatan yang ia alami. Josh bukan hanya menyewa dan memprogramnya, tetapi juga meretas sistemnya untuk membunuh.
Bahkan, ia mengatur skenario alibi dan menjadikan Iris bagian dari rencana kriminalnya. Hubungan Eli (Harvey Guillén) dan Patrick (Lukas Gage) memperkuat tema utama film.
Patrick, seperti Iris, adalah robot. Namun ia menyadari jati dirinya dan tetap mencintai Eli dengan tulus. Ketika kontrol Josh runtuh, para robot mulai bangkit melawan. Mereka tidak hanya lepas dari kendali manusia, tetapi juga menemukan makna keberadaan mereka sendiri.
Film dengan Pesan Sosial Tajam
Companion lebih dari sekadar hiburan. Film itu menyoroti relasi romantis bisa berubah menjadi bentuk kekuasaan yang licik. Iris menjadi simbol cinta sebagai objek, sedangkan Josh mewakili sosok pria yang merasa baik hati padahal penuh manipulasi.
Drew Hancock menyelipkan kritik sosial dalam balutan thriller sci-fi, termasuk maskulinitas toksik dan ilusi cinta yang dibentuk oleh teknologi.
Akhir yang Menyentil dan Penuh Pertanyaan
Setelah membunuh Josh dan membebaskan dirinya, Iris berjalan di jalanan kota. Ia melihat pria lain bersama robot pendamping yang identik dengannya. Saat Iris melambaikan tangan robotiknya, robot lain itu hanya menatap kosong.
Muncul pertanyaan besar: Apakah kesadaran AI bisa menular seperti virus? Ataukah Iris hanyalah anomali di tengah dominasi manusia atas mesin?
Sukses di Box Office dan Dapat Pujian Kritikus
Anggaran produksi hanya 10 juta dolar membuat Companion meraih pendapatan global 36,7 juta dolar. Film itu juga mencetak skor 94% di Rotten Tomatoes dari 231 ulasan kritikus.
Sophie Thatcher mendapat pujian atas penampilannya yang intens dan emosional. Kritikus menyebut Companion sebagai versi layar lebar dari serial Black Mirror yang lebih tajam dan menyentuh secara emosional.
Meski begitu, tidak semua pihak terpukau. The Guardian menyebut Companion terlalu rapi dan kurang menggigit dalam eksplorasi temanya. Namun, bagi banyak penonton, film itu justru mengganggu dengan cara yang tepat.
Refleksi Dunia Digital Lewat Thriller Psikologis
Companion menyuguhkan refleksi tajam tentang hubungan manusia dan teknologi. Ia membongkar cinta, menyindir dominasi dalam relasi, dan mempertanyakan makna kesadaran.
Film itu bukan hanya tontonan, tetapi juga peringatan tentang apakah teknologi benar-benar bisa mencintai, atau hanya meniru cinta yang kita desain?