Jakarta (Lampost.co)—– Deddy Corbuzier kembali menjadi perbincangan publik setelah diangkat menjadi Staf Khusus Menteri Pertahanan (Menhan) Bidang Komunikasi Sosial dan Publik.
Penunjukan ini menuai berbagai reaksi, baik positif maupun negatif. Menanggapi hal tersebut, Deddy menegaskan bahwa ia tidak akan mengambil gaji ataupun tunjangan dalam jabatannya sebagai staf khusus.
Dalam sebuah video yang mengunggah di akun Instagram pribadinya, @mastercorbuzier, Deddy mengklarifikasi keputusannya. Yakni untuk tidak menerima gaji dan tunjangan sebagai stafsus di Kementerian Pertahanan.
Baca juga: Pengangkatan Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Menhan Tuai Kemarahan Publik
“Jadi gini, saya sejak awal juga sudah mengatakan kepada Kementerian Pertahanan bahwa saya tidak akan mengambil gaji atau apa pun itu yang sifatnya material untuk saya pribadi. Sama sekali saya tidak akan mengambil apa pun. Tidak akan,” kata Deddy dalam video yang ia unggah pada Sabtu (15/2/2025).
Pemilik nama lengkap Deodatus Andreas Deddy Cahyadi Sundjojo ini menyebutkan dua alasan utama mengapa ia memilih untuk tidak mengambil gaji dan tunjangan dalam jabatannya tersebut.
Tidak Membutuhkan Gaji dari Pemerintah
Deddy menegaskan bahwa ia sudah memiliki penghasilan yang cukup besar dari berbagai sumber. Sehingga tidak merasa perlu mengambil gaji dari jabatannya sebagai stafsus Menhan.
Deddy juga menyadari bahwa kondisi ekonomi masyarakat saat ini sedang sulit, sehingga dana dari negara sebaiknya mengalokasikan untuk kepentingan yang lebih mendesak.
“Kalau mau bicara saya ambil gaji, coba cek saya bayar pajak setahun berapa, silakan cek. Sekalian cek net worth (kekayaan bersih) saya berapa. Saya nggak ambil gaji, materi apa pun nggak akan saya ambil. Tenang saja, nggak akan saya ambil,” tegasnya.
Reaksi Publik dan Respons Deddy Corbuzier
Sejak diumumkan sebagai staf khusus Menhan, pro dan kontra pun bermunculan di media sosial. Sebagian pihak mendukung keputusan tersebut dengan alasan bahwa Deddy memiliki pengaruh besar. Sehingga dapat membantu komunikasi publik terkait isu pertahanan. Namun, ada juga yang mengkritik keputusan pemerintah mengangkat selebritas ke dalam jabatan strategis.
Menanggapi berbagai reaksi tersebut, Deddy meminta doa dari masyarakat agar dirinya bisa menjalankan tugas dengan baik.
“Minta doanya saja, supaya bisa amanah ya, teman-teman,” tulisnya di media sosial.
Pada unggahan sebelumnya, Deddy juga berbagi momen pelantikannya sebagai stafsus melalui akun Instagram @dc.kemhan. Dalam unggahan tersebut, ia menuliskan pesan bahwa ia hanya ingin menjadi diri sendiri dalam menjalankan tugas barunya.
“Saya bukan manusia sempurna, hanya mencoba menjadi diri sendiri sejak dulu dengan karakter saya. Masih banyak kesalahan, khilaf, dan lain-lain, dan akan terus terjadi sebagai manusia,” tulisnya.
Alasan Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Menhan
Keputusan Menteri Pertahanan untuk mengangkat Deddy Corbuzier sebagai staf khusus didasarkan pada beberapa pertimbangan.
Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kemhan, Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas Inkiriwang, menjelaskan bahwa salah satu alasan utama penunjukan Deddy adalah pengaruhnya yang luas di masyarakat.
“Kita tahu Pak Deddy ini adalah salah satu pakar di bidang komunikasi. Harapannya, beliau bisa membantu menyosialisasikan program kebijakan pertahanan sampai ke masyarakat bawah,” kata Brigjen TNI Frega Wenas.
Sebagai seorang podcaster, YouTuber, presenter, dan mantan pesulap, Deddy terkenal memiliki basis penggemar yang besar serta kemampuan komunikasi yang kuat. Kehadirannya harapannya dapat membantu menyampaikan informasi terkait kebijakan pertahanan dengan lebih efektif kepada publik.
Kontroversi Selebritas di Jabatan Pemerintahan
Penunjukan selebritas dalam posisi pemerintahan bukanlah hal baru di Indonesia. Sebelumnya, beberapa figur publik juga pernah mendapatkan jabatan serupa, yang memicu perdebatan di masyarakat. Sebagian pihak menilai bahwa popularitas tidak selalu sejalan dengan kompetensi dalam pemerintahan.
Namun, ada pula yang berpandangan bahwa figur publik dengan pengaruh besar bisa menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.
Dalam kasus Deddy Corbuzier, meskipun ada kritik, banyak juga yang mengapresiasi keputusannya untuk tidak mengambil gaji sebagai bentuk dedikasi terhadap tugasnya.
 
			 
    	 
                                









