Jakarta (Lampost.co) –– Sejak tayang perdana pada Kamis (6/2), film A Business Proposal versi Indonesia menghadapi tantangan besar. Film yang mengadaptasi dari drama Korea populer Business Proposal dan serial webtoon The Office Blind Date ini hanya mampu menarik belasan ribu penonton sebelum akhirnya turun layar.
Salah satu penyebab sepinya penonton dugaannya karena kontroversi yang melibatkan sang pemeran utama, Abidzar Al Ghifari.
Putra mendiang Ustaz Jeffri Al Buchori tersebut secara terbuka mengaku tidak menonton versi asli drama Korea, maupun membaca webtoon sumber adaptasinya. Menurut Abidzar, ia ingin menciptakan karakter versinya sendiri, tanpa terpengaruh oleh versi sebelumnya.
Namun, pernyataan ini justru menuai kritik tajam dari para penggemar drama Korea (drakor) dan warganet. Banyak yang menilai langkah Abidzar kurang totalitas dalam mendalami peran, bahkan terkesan arogan. Tidak sedikit pula yang menyerukan aksi boikot terhadap A Business Proposal versi Indonesia.
Baca juga: Nasib Karier Abidzar Al-Ghifari Usai Film A Business Proposal Sepi Penonton Jadi Sorotan
Umi Pipik Dukung Sang Putra di Tengah Kontroversi
Di tengah panasnya kontroversi, Umi Pipik, ibunda Abidzar, tetap memberikan dukungan penuh kepada sang putra. Ia bahkan kabarnya membeli 100 tiket film tersebut untuk ia bagikan secara gratis kepada para jamaahnya.
Kabar ini pertama kali muncul dari sebuah cuitan di media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter). Akun @/burguendy menuliskan, “And my mom said, ibunya Abidzar ini beli 100 tiket buat di bagiin gratis dan itu menawarin ke ibu-ibu yang suka ngaji di rumahnya.”
Meski cuitan tersebut belum ada bukti konkret, kabar itu langsung menuai pro dan kontra. Beberapa warganet mendukung aksi Umi Pipik. Sementara yang lain mempertanyakan kebenarannya.
Tarif Ceramah Umi Pipik Jadi Sorotan
Di tengah isu tersebut, muncul pertanyaan lain mengenai tarif ceramah Umi Pipik. Namun, Umi Pipik dengan tegas pernah menyatakan bahwa ia tidak pernah memasang tarif untuk berdakwah. Baginya, dakwah adalah kewajiban, bukan ladang bisnis untuk mencari keuntungan.
“Kita nggak pernah mengeluh karena almarhum (Uje) selalu bilang, ‘Ya sudah, berarti rezeki kita bukan di situ. Yang penting dakwahnya sampai’,” ujar Umi Pipik dalam sebuah wawancara.
Ia mengaku bahwa prinsip tersebut ia pelajari langsung dari suaminya, mendiang Ustaz Jeffri Al Buchori, yang selalu berpegang teguh pada niat berdakwah tanpa pamrih.
Nasib Film A Business Proposal yang Sepi Penonton
Terlepas dari kontroversi yang terjadi, banyak pihak berharap agar film-film Indonesia yang mengadaptasi dari karya luar negeri tetap mendapatkan apresiasi.
Meski menghadapi banyak tantangan, A Business Proposal versi Indonesia diharapkan bisa menjadi pelajaran berharga bagi industri film dalam menggarap adaptasi. Terutama dari karya yang sudah memiliki basis penggemar besar.
Optimisme di Tengah Kritik
Abidzar Al Ghifari sendiri tetap optimis dengan kariernya di dunia seni peran. Ia percaya bahwa setiap pengalaman. Baik yang positif maupun yang penuh tantangan, bisa menjadi langkah untuk berkembang lebih baik ke depannya.
“Saya tetap menghormati kritik dari penonton. Bagi saya, ini bukan kegagalan, melainkan sebuah pelajaran,” ujar Abidzar dalam kesempatan berbeda.