Bandar Lampung (Lampost.co) — Film laga Indonesia kembali mencetak prestasi di kancah internasional. The Shadow Strays, karya terbaru sineas Timo Tjahjanto, berhasil menembus pasar global dengan menduduki Global Top 10 kategori film nonbahasa Inggris di Netflix. Capaian itu hanya dalam enam hari setelah perilisannya.
Film itu juga bertengger di posisi puncak daftar film paling banyak tertonton di Netflix pada lebih dari 85 negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jepang, dan Jerman. Bahkan di beberapa negara, The Shadow Strays mempertahankan posisinya selama berminggu-minggu. Film itu membawa kebanggaan tersendiri bagi perfilman Indonesia.
Timo Tjahjanto, sang sutradara sekaligus penulis naskah, mengakui keberhasilan itu berkat jangkauan luas platform OTT seperti Netflix.
“Netflix memungkinkan film Indonesia seperti The Shadow Strays bisa tertonton kapan saja dan di mana saja, termasuk di luar negeri. Itu memperbesar peluang film mendapat sorotan global,” ujar Timo.
Film itu juga memiliki keunggulan dalam koreografi perkelahian yang brutal dan menegangkan, memanfaatkan seni bela diri khas Indonesia, yaitu Pencak Silat. Elemen itu menjadi daya tarik tersendiri yang membedakannya dari film laga produksi Hollywood.
Kesuksesan itu juga melanjutkan tradisi film laga Indonesia yang dimulai dari The Raid: Redemption pada 2011. Film tersebut membuka jalan bagi karya-karya berikutnya, seperti The Night Comes for Us dan The Big 4, untuk mendapatkan pengakuan internasional.
Joe Taslim, salah satu aktor laga ternama Indonesia, menambahkan Pencak Silat memberikan keunikan tersendiri bagi koreografi film laga. “Gerakan silat itu indah sekaligus brutal, membuatnya menarik untuk tampil dalam film laga,” katanya.
Mengatasi Keterbatasan Anggaran
Timo mengungkapkan produksi The Shadow Strays memiliki anggaran jauh lebih rendah daripada film Hollywood. Namun, tetap mampu menghasilkan adegan-adegan memukau secara sinematik.
“Banyak yang mengira pembuatan film itu dengan anggaran besar. Padahal, kami hanya menggunakan sekitar sepersepuluh dari biaya produksi film Hollywood,” ujar dia.
Untuk itu, keberhasilan tersebut tidak lepas dari kreativitas tim produksi Indonesia yang tidak terlalu terikat aturan finansial seperti di Hollywood.
Dia mengisyaratkan adanya potensi sekuel dengan berkaca kesuksesan The Shadow Strays itu. “Saya memberikan kode di akhir film kalau ceritanya masih bisa berlanjut. Jika penonton ingin, saya siap menghadirkan kelanjutannya,” ujar dia.
Selain itu, Timo juga sedang mempersiapkan proyek film laga lainnya di Hollywood, termasuk Nobody 2 yang akan rilis pada 2025. Ia juga berencana melanjutkan film The Big 4 yang menjadi salah satu karya populernya.
Timo memberikan saran kepada sineas muda yang ingin berkecimpung di dunia film laga: “Laga yang keren itu penting, tapi yang lebih penting adalah membuat penonton peduli pada karakter di film. Jadi, mulai dari naskah yang solid,” kata dia.