Jakarta (Lampost.co) – Netflix kembali menghadirkan film dengan biaya produksi besar. The Electric State menjadi film termahal dalam sejarah layanan streaming ini. Anggaran produksinya mencapai US$320 juta atau sekitar Rp5,2 triliun.
Poin Penting
- The Electric State menjadi film Netflix termahal dengan anggaran Rp5,2 triliun.
- Disutradarai oleh Russo Brothers yang terkenal lewat Avengers: Endgame.
- Dibintangi Chris Pratt, Millie Bobby Brown, dan aktor papan atas lainnya.
- CGI menjadi faktor utama anggaran yang besar.
Russo Brothers di Balik Layar
Film ini digarap Russo Brothers. Anthony dan Joseph Russo terkenal lewat Avengers: Infinity War dan Avengers: Endgame. Kali ini, mereka menghadirkan petualangan di dunia penuh robot.
Baca juga : Sinopsis Perewangan: Film Horor dari Kisah Nyata kini Tayang di Netflix
Bintang Hollywood Terlibat dalam The Electric State
Film ini mengahadirkan Chris Pratt dan Millie Bobby Brown. Selain itu, ada Ke Huy Quan, Woody Harrelson, Stanley Tucci, Anthony Mackie, dan Giancarlo Esposito. Semua aktor ini memiliki rekam jejak kuat di industri.
Efek Visual yang Mahal
Biaya besar film ini salah satunya karena CGI. Efek visual robot yang kompleks membuat produksi semakin mahal. Beragam desain robot membutuhkan teknologi canggih.
Sebelumnya, Red Notice (2021) dan The Gray Man (2022) memegang rekor anggaran terbesar. Keduanya memiliki biaya produksi US$200 juta atau Rp3,2 triliun. Namun, The Electric State melampaui angka tersebut dan menjadi film netflix termahal.
Respons Beragam dari Kritikus
Film ini tayang perdana pada 14 Maret 2025. Sayangnya, kritik negatif bermunculan. Rotten Tomatoes memberi skor 14% dari kritikus, tetapi penonton memberi nilai 76%.
Cerita Petualangan Epik
The Electric State berkisah tentang Michelle, seorang remaja yatim piatu. Ia mencari adiknya, Christopher, di dunia yang hancur. Bersama penyelundup Keats (Chris Pratt) dan robot Herman (Anthony Mackie), mereka menghadapi konspirasi besar.
The Electric State menjadi bukti ambisi Netflix dalam industri film. Meski mendapat kritik, film ini tetap menarik perhatian. Apakah sepadan dengan biaya produksinya? Penonton yang menilai