Jakarta (Lampost.co) — Film legendaris Titanic ditayangkan ulang mulai hari ini. Penayangan ini bertepatan dengan momen perayaan hari jadinya yang ke-25.
Berbeda dengan versi aslinya, Titanic versi remaster yang ditayangkan ulang ini hadir dalam 3D 4K HDR dan high-frame rate.
Setelah dirilis pertama kali pada 1997, Titanic menjadi juara box office global nomor satu sepanjang masa. Saat ini Titanic menjadi film terlaris ketiga di seluruh dunia. Titanic kala itu memenangkan 11 Academy Awards, termasuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Sinematografi Terbaik, Penyuntingan Film Terbaik dan lainnya.
Film yang dibintangi Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet ini memberikan kisah romantis berlatarkan pelayaran perdana tragis kapal Titanic yang pada masa itu merupakan objek bergerak terbesar yang pernah dibuat.
Titanic mengisahkan Rose DeWitt Bukater (Kate Winslet), seorang wanita Amerika kelas atas berusia 17 tahun yang terkurung dalam ekspektasi masyarakat Edwardian. Begitu dia bertemu dengan seorang penumpang bernama Jack Dawson (DiCaprio), ia membuka matanya ke dunia yang belum pernah ia temui sebelumnya.
Mereka memulai hubungan cinta. Namun kisah cinta mereka berakhir tragis ketika Titanic tenggelam. Lebih dari 1.500 orang tewas di perairan Atlantik Utara pada 15 April 1912.
Bagi James Cameron selaku sutradara, membawa Titanic ke dunia 3D bukanlah hal yang sulit untuk dipikirkan. Cameron berada di garis depan teknologi 3D dan dianggap sebagai pelopor visioner dalam hal ini.
“Saya selalu merasa teknologi yang semakin maju memberikan ruang lebih untuk perkembangan teknologi 3D. Saya selalu percaya penggunaan terbaik dari 3D adalah untuk lebih melibatkan pemirsa sepenuhnya, untuk menarik mereka langsung melalui layar ke dalam momen dengan karakter,” kata James Cameron.
Proses konversi dimulai dengan pemindaian master digital 4K asli dari negatif 35mm asli yang menghilangkan semua ketidaksempurnaan visual. “Jika Anda menonton master dalam 2D, itu masih terlihat lebih menakjubkan, menurut saya, daripada yang dirilis pada tahun 1997,” lanjut Cameron.
Proses itu berlanjut menjadi projek yang membutuhkan waktu bertahun-tahun, di mana sekitar 300 seniman komputer menghabiskan lebih dari 750.000 jam kerja untuk “memahat” fotografi asli menjadi informasi digital 3 dimensi yang penuh kedalaman dan detail.
Effran Kurniawan