Jakarta (Lampost.co) – Garin Nugroho kembali menampilkan inovasi melalui Cine-Concert Samsara. Pertunjukan ini memadukan film bisu dengan seni tradisional dan modern.
Didukung Bakti Budaya Djarum Foundation, Samsara akan dipentaskan di Yogyakarta dan Jakarta pada Desember 2024.
Yogyakarta dipilih karena bertepatan dengan Jogja-NETPAC Asian Film Festival. Sementara Jakarta dipilih karena antusiasme tinggi dari penonton.
baca juga : Kompetisi Mirip Nicholas Saputra Viral di Media Sosial, Ini Pemenangnya
Menurut Garin, Samsara mengusung misi membuka ruang dialog baru. Pertunjukan ini membawa pesan kuat tentang kehidupan dan kelahiran kembali.
Sinopsis Samsara
Film Samsara berlatar Bali tahun 1930-an. Ceritanya mengikuti seorang pria miskin yang ingin memperjuangkan cintanya.
Ia melakukan ritual gelap untuk memperoleh kekayaan. Namun, ritual itu membawa kutukan bagi istri dan anaknya.
Film ini menghadirkan elemen tradisional Bali seperti gamelan, tari, topeng, dan wayang. Elemen-elemen ini dipadukan dengan musik elektronik modern.
baca juga : Lisa BLACKPINK Bertemu Kembaran di Jakarta
Perpaduan Musik Tradisional dan Elektronik
Musik Gamelan Bali dibawakan oleh Wayan Sudirana, seorang komposer dan etnomusikolog. Musik elektroniknya digarap oleh Gabber Modus Operandi.
Kolaborasi unik ini menghasilkan pengalaman sinematik yang mengesankan. Penonton diajak menjelajahi budaya Bali melalui seni kontemporer.
Dukungan Tim Kreatif
Samsara* melibatkan seniman ternama, seperti Maestro Tari I Ketut Arini dan koreografer Ida Ayu Wayan Arya Satyani.
Tim kreatif lainnya mencakup produser Gita Fara, sinematografer Batara Goempar, dan penata kostum Retno Ratih Damayanti.
Ario Bayu, pemeran utama dan produser eksekutif, menyebut Samsara sebagai proyek yang mampu membawa perfilman Indonesia ke dunia internasional.
Tur Internasional
Setelah pentas di Indonesia, Samsara akan dibawa ke Perth Festival, Australia, pada Februari 2025. Tur ini diharapkan mengenalkan budaya Indonesia lebih luas.
Dengan perpaduan seni yang kuat, Samsara membuktikan bahwa karya seni Indonesia mampu bersaing di panggung global.