Jakarta (Lampost.co) – Sutradara Hanung Bramantyo kembali menghadirkan film baru berjudul Gowok Kamasutra Jawa pada 5 Juni 2025. Film ini mengangkat tradisi kuno bernama gowok yang berasal dari kebudayaan Jawa klasik.
Poin Penting
- Hanung Bramantyo angkat tradisi gowok dalam film Gowok Kamasutra Jawa.
- Film ini menyoroti hak seksual perempuan yang setara dengan pria.
- Ide film muncul setelah Hanung membaca artikel tentang profesi gowok.
- Produser Raam Punjabi sebut film ini sebagai bentuk edukasi seksualitas.
- Film menggambarkan cinta, pengkhianatan, dan balas dendam Ratri.
Produser Raam Punjabi menyebut film ini mengajak perempuan memahami hak seksual secara setara dengan pria. Ia berharap pesan itu sampai ke penonton dan menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya kepuasan bersama.
Baca juga : Sinopsis Film Gundik: Aksi Perampokan Berujung Teror Mistis Nyi Roro Kidul
“Wanita juga berhak atas kepuasan seksual, bukan hanya pria,” ungkap Raam saat konferensi pers di Menteng.
Hanung Bramantyo mengaku ide film ini muncul setelah membaca artikel tentang profesi gowok sebelum pandemi.
Ia merasa tradisi tersebut penting karena mengajarkan laki-laki cara memahami tubuh pasangannya.
“Gowok mengajarkan lelaki cara menyenangkan pasangan secara fisik dan emosional,” jelas Hanung kepada media.
Menurutnya, pemahaman tentang perempuan di ranjang selama ini terlalu maskulin dan tidak seimbang.
Hanung ingin film ini membangkitkan kesadaran baru tentang posisi perempuan dalam relasi seksual.
Ia pun menyatakan bahwa pendidikan seksual di masyarakat masih kurang lengkap dan tidak menyentuh sisi emosional.
Kisah Gowok Kamasutra Jawa Karya Hanung Bramatyo
Film Gowok Kamasutra Jawa menampilkan kisah cinta, pengkhianatan, dan balas dendam lintas generasi. Ratri, tokoh utama, mengalami cinta yang dikhianati oleh Kamanjaya, pria bangsawan dari keluarga terpandang.
Dua puluh tahun berlalu, Ratri bertemu kembali dengan Kamanjaya yang kini membawa putranya ke Nyai Santi. `Putra Kamanjaya, Bagas, tanpa sadar jatuh cinta pada Ratri, perempuan yang pernah disakiti ayahnya.
Ratri lalu menggunakan pesonanya untuk membalas luka lama dengan strategi cerdas dan elegan. Kisah ini memperlihatkan kekuatan perempuan dalam menghadapi masa lalu dan membela harga dirinya.
Aktor Reza Rahadian memerankan Kamanjaya dewasa dan merasa tertantang oleh karakter tersebut. Menurut Reza, film ini layak ditonton karena mampu membuka ruang diskusi publik tentang seksualitas. “Saya suka film yang membangkitkan percakapan dan pandangan berbeda,” ujar Reza Rahadian.
Lola Amaria juga memuji film ini karena memberi sudut pandang perempuan di era 1950-an. Ia menyebut narasi film sebagai suara perempuan, meski tetap dilihat dari perspektif pria. “Ini film perempuan, tapi dikisahkan oleh laki-laki,” kata Lola.
Film ini diproduksi oleh MVP Pictures dan Dapur Films dengan deretan aktor papan atas.
Pemain lain dalam film ini yaitu Raihaanun, Devano Danendra, Alika Jantinia, dan Ali Fikry.
Film Gowok Kamasutra Jawa bukan hanya hiburan, tetapi juga refleksi budaya dan relasi gender masa kini.