Jakarta (Lampost.co)— Hamish Daud kembali diterpa isu miring soal kehidupan pribadinya. Lewat sebuah unggahan yang LinkedIn bagikan, terduga Hamish Daud di tuding melakukan pelecehan seksual terhadap mantan karyawannya di startup yang ia bangun, Octopus.
Akun LinkedIn milik seorang pria bernama Admond Lee bagikan unggahan soal startup yang sempat Hamish Daud bangun bersama dengan teman-temannya, yaitu Octopus.
Lewat unggahan itu, Admond Lee tampak memuji ide Octopus sebagai perusahaan yang mengelola manajemen pembuangan sehingga lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Hamish Daud Klarifikasi Tuduhan dan Harapan Nama Baik Pulih
Ia kemudian menulis tiga alasan mengapa Octopus kemudian memgalami kebangkrutan hanya enam bulan setelah berdiri.
Salah satunya, ia menyebut Hamish Daud menghadapi tuduhan melakukan pelecehan seksual pada mantan karyawannya di startup tersebut.
“Hamish faced accusations of harassment and sexual assault against a former employee,” tulis Admond Lee pada unggahannya, Jumat, 27 Desember.
Hal ini jelas sangat mengejutkan di banding dengan dua alasan lainnya. Yaitu soal karyawan yang tidak mendapat gaji selama enam bulan dan CEO yang bohong tentang gelarnya yang menyebut mendapatkannya dari UC Berkeley.
Unggahan di LinkedIn ini pun langsung viral di media sosial. Banyak yang tak menyangka Hamish Daud mendapatkan tuduhan melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap mantan karyawannya di Octopus.
Pasca viral di media sosial, utamanya media sosial X, Admond Lee tampak merevisi unggahannya tersebut. Ia menghapus soal pelecehan seksual yang ia tuduhkan pada Hamish Daud. Kemudian menggantinya hanya dengan kata pelecehan.
Tak hanya itu, ia juga menambahkan bahwa informasi tuduhan itu ia dapatnya dari seseorang yang melapor padanya.
“Hamish faced allegations of harassment against a former employee (shared by whistleblowers),” tulis Admond Lee pada revisinya.
Tidak Bersuara
Usai unggahan LinkedIn tersebut viral, Hamish Daud hingga saat ini tidak bersuara. Ia juga tampak tak mengunggah apapun di Instagram pribadinya, dengan unggahan terakhir pada 15 Desember 2024.
Bahkan sejak perusahaannya goyang awal tahun 2024, Hamish juga tak banyak bicara. Meski kabar ini pertama berembus di akhir 2023.
Octopus merupakan startup daur ulang sampah yang menyajikan platform untuk memudahkan pengumpulan produk limbah dari konsumen dan mendaur ulangnya menjadi bahan baku.
Startup yang berbasis di Jakarta ini mengumumkan putaran modal sebesar US$5 juta (sekitar Rp75 miliar) yang memiimpin oleh Openspace dan SOSV pada Juli 2023.
Octopus berdiri tahun lalu oleh lima orang teman, yakni Mohammad Ichsan, Hamish Daud, Niko Adi Nugroho, R. Kemudian, Rizki Mardian, dan Dimas Ario .
Saat itu, mereka mengatakan akan menggunakan suntikan modal segar untuk ekspansi agresif. Dana yang mereka dapat akan menggunakannya termasuk untuk lima fasilitas pemilahan dan 1.700 pos pemeriksaan di empat kota.
Ykni Jakarta, Bandung, Bali dan Makassar, dengan tujuan menangani 380 ton sampah. Mulai dari plastik untuk peralatan elektronik setiap bulan.
Namun, Octopus dalam beberapa bulan terakhir mendapat goncangan dengan beragam masalah. Octopus di tuding tidak membayar gajinya CEO Octopus. Moehammad Ichsan di sebut mengaku merupakan lulusan dari UC Berkeley. Setidaknya, itulah yang terungkap oleh tiga sumber online Tech in Asia,mulai tahun 2020.
Namun, pernyataan tersebut belakangan di ketahui tidak benar. Soal pembayaran gaji pegawai,Ichsan sudah membuka suara. “Untuk masalah gaji adalah tanggung jawab saya sebagai CEO. Serta para pemegang mayoritas saham,” katanya.