Jakarta (Lampost.co)– – Kabar duka menyelimuti dunia hukum Tanah Air. Hotma Sitompoel, pengacara kondang sekaligus tokoh penting dalam sejarah advokasi dan bantuan hukum di Indonesia, berpulang ke rahmatullah.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, tak hanya bagi keluarga besar. Tetapi juga masyarakat yang mengenal dan merasakan perjuangan panjangnya membela kaum lemah dan tertindas.
Pria yang terkenal karena konsistensinya dalam membela kebenaran dan suara masyarakat kecil ini wafat dalam usia 75 tahun. Jenazah di semayamkan di rumah duka di kawasan Antasari, Jakarta Selatan. Rencanakan akan di makamkan pada Sabtu (19/4/2025) di pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.
Pesan Terakhir Penuh Makna: Pelayanan untuk yang Tertindas
Dalam suasana duka yang menyelimuti rumah duka, Ditho Sitompoel, putra mendiang Hotma Sitompoel, menyampaikan pesan terakhir sang ayah yang penuh nilai perjuangan dan spiritualitas.
“Value pelayanan buat orang miskin dan teraniaya. Itu emang udah terus ia sampaikan ke kita berkali-kali,” ucap Ditho saat konferensi pers, Kamis (17/4), dengan mata berkaca-kaca.
Ia menegaskan bahwa warisan terbesar yang ayahnya tinggalkan bukanlah sekadar kekayaan materi. Tetapi warisan nilai dan integritas, yang akan terus hidup dan memperjuangkan. Khususnya lewat Lembaga Bantuan Hukum Mawar Saron—lembaga yang Hotma bangun dan membesarkan dengan penuh dedikasi.
“Bagi kami, penerus Pak Hotma, nilai-nilai yang di tinggalkan dalam pelayanan di LBH Mawar Saron sangat menyentuh kami. Dan itu yang akan terus kami perjuangkan ke depan,” tambahnya.
Permohonan Maaf Terakhir: Simbol Keikhlasan dan Kerendahan Hati
Tak hanya meninggalkan pesan perjuangan, Hotma Sitompoel juga terkenal sebagai sosok yang rendah hati dan tak segan meminta maaf di penghujung hidupnya.
Philipus Sitepu, juru bicara keluarga, mengungkapkan kata-kata terakhir yang sempat Hotma sampaikan menjelang kepergiannya.
“Pak Hotma selalu bilang begitu, ‘Saya minta maaf atas apa yang pernah saya lakukan. Baik yang saya sengaja maupun yang tidak saya sengaja. Saya meminta maaf’,” kata Philipus.
Kata-kata ini menjadi penutup perjalanan panjang seorang pejuang hukum yang tidak hanya membela kebenaran di ruang sidang. Tetapi juga senantiasa menjaga nilai kemanusiaan dan spiritualitas hingga akhir hayatnya.
Kiprah dan Warisan Seorang Tokoh Hukum
Hotma Sitompoel adalah nama besar dalam dunia hukum Indonesia. Sepanjang kariernya, ia terkenal menangani berbagai kasus besar dan kontroversial. Namun tetap konsisten berdiri di sisi keadilan dan kemanusiaan.
Sebagai pendiri LBH Mawar Saron, ia telah membantu ribuan masyarakat kecil yang membutuhkan pendampingan hukum namun tak memiliki akses.
Di tengah dunia hukum yang seringkali menganggap dingin dan penuh kepentingan, Hotma hadir sebagai pengecualian. Ini menunjukkan bahwa hukum juga bisa menjadi jembatan kasih dan keadilan bagi yang tak bersuara.