Bandar Lampung (Lampost.co) — Konser musik kian menjamur di Provinsi Lampung. Kegiatan ini mulai kembali pulih setelah sempat redup akibat pandemi. Bahkan di tahun 2024 ini, puluhan konser telah promotor selenggarakan dan berhasil menarik antusiasme masyarakat.
Penggemar konser musik, Afizah mengatakan, menonton konser merupakan bentuk refreshing melepas penat dari pekerjaan. Serta sarana menjaga kesehatan mental atau mental health.
“Meski harga tiket cukup mahal, tapi tetap nonton, itu karena bisa dibilang sebagai refreshing, memberi kepuasan batin. Intinya menjaga mental health itu nomor satu untuk mayoritas Gen Z,” ujarnya, Jumat, 15 November 2024.
Baca Juga:Vidi Aldiano Berjuang Hadapi Kanker dan Tetap Berkarya
Ia pun mulai aktif menonton konser sejak awal duduk di bangku kuliah, namun intensitasnya berkurang saat pandemi Covid-19.
“Banyaknya menonton itu tergantung berapa kali ada konser. Misal kalau sebulan ada promotor yang mengadakan dua konser, ya dua kali dalam sebulan. Tapi tergantung preferensi minat juga,” jelasnya.
Afizah tak mengalokasikan khusus budget untuk konser dalam keuangannya. Biasanya, ia baru akan mulai menabung untuk beli tiket konser ketika jadwal konser telah promotor rilis.
“Kalau sudah ada informasi H-1 bukan, jadi sebelum hari-H pembelian tiket itu sudah ngumpulin uangnya,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Dhea Putri, konser musik menjadi salah satu pilihan jenis hiburan untuk refreshing ketika mengalami burn out dalam rutinitasnya.
“Kalau nonton itu bisa melepaskan emosi ya, jadi happy gitu,” tuturnya.
Salah Satu Indikator
Pengamat Ekonomi, Yoke Moelgini, mengatakan, menjamurnya konser musik di Lampung merupakan salah satu indikator mulai pulihnya perekonomian di bidang hiburan usai pandemi.
“Kalau sekarang semakin banyak promotor yang mengadakan, artinya mereka merasakan ada keuntungan ekonomi positif di acara konser,” ujarnya.
Menurutnya, kehadiran konser musik menjadi sarana hiburan bagi masyarakat yang tertekan dalam kondisi ekonomi saat ini.
“Maraknya konser punya dampak di sisi ekonomi. Perkembangannya bagus, meski di tengah kesulitan ekonomi sekarang,” katanya.
Penyelenggaraan konser musik juga bisa memberikan multiplier effect ekonomi kepada para pelaku UMKM dan penyedia produk atau jasa terkait.
Namun, ia juga menyadari adanya anomali pada aktivitas konser sekarang ini, yaitu fenomena maraknya pengalihan daya beli kebutuhan pokok kepada kebutuhan leisure, termasuk konser. Kondisi ini biasanya terjadi di kalangan anak muda.
“Memang ini sebuah anomali. Tetapi keputusan membelanjakan uang itu tidak harus untuk kebutuhan pokok, masyarakat juga butuh untuk refreshing,” pungkasnya.
