• Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • E-Paper
Selasa, 03/06/2025 09:54
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS
No Result
View All Result
Home Hiburan

Kontroversi Lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ Bawa Sukatani ke Puncak Popularitas

Lagu yang awalnya rilis sebagai bentuk ekspresi seni ini justru memicu perdebatan. Hal ini karena liriknya menganggap menyentil institusi kepolisian.

Nur by Nur
22/02/25 - 12:49
in Hiburan, Nasional
A A
Grup musik punk asal Purbalingga, Sukatani, tengah menjadi sorotan publik setelah lagu mereka yang berjudul Bayar Bayar Bayar mendadak viral.Dok

Grup musik punk asal Purbalingga, Sukatani, tengah menjadi sorotan publik setelah lagu mereka yang berjudul Bayar Bayar Bayar mendadak viral.Dok

Jakarta (Lampopst.co)–– Grup musik punk asal Purbalingga, Sukatani, tengah menjadi sorotan publik setelah lagu mereka yang berjudul Bayar Bayar Bayar mendadak viral dan menuai kontroversi.

Lagu yang awalnya rilis sebagai bentuk ekspresi seni ini justru memicu perdebatan. Hal ini karena liriknya menganggap menyentil institusi kepolisian. Terutama mengenai dugaan praktik pungutan liar dalam pelayanan publik.

Dalam beberapa hari terakhir, lagu ini menjadi bahan diskusi di berbagai platform media sosial. Salah satu bagian lirik yang berbunyi, “Mau bikin SIM, bayar polisi, ketilang di jalan, bayar polisi” menjadi sorotan utama.

Baca juga:  Kapolri Tolak Dianggap Antiktitik Terkait Lagu Bayar Bayar Bayar

Banyak yang menilai lagu ini sebagai kritik tajam terhadap praktik yang masih sering terjadi di masyarakat. Namun, tidak sedikit pula yang menganggap bahwa lirik tersebut berpotensi merusak citra kepolisian.

Fenomena Streisand Effect

Menanggapi polemik yang berkembang, Sukatani akhirnya memutuskan untuk menarik lagu tersebut dari peredaran dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

Mereka menegaskan bahwa lagu ini tidak bermaksud menyerang atau merendahkan institusi kepolisian. Melainkan terinspirasi dari pengalaman pribadi serta cerita yang mereka dengar dari lingkungan sekitar.

Namun, keputusan untuk menarik lagu ini justru menimbulkan dampak yang tak terduga. Alih-alih meredam kontroversi, lagu Bayar Bayar Bayar justru semakin terkenal luas.

Fenomena ini terkenal sebagai Streisand Effect, sebuah istilah yang merujuk pada kejadian di mana upaya untuk membatasi atau menghapus suatu informasi. Justru membuatnya semakin terkenal dan menarik perhatian lebih banyak orang.

Istilah Streisand Effect sendiri berasal dari nama penyanyi dan aktris Amerika Serikat, Barbra Streisand. Pada tahun 2003, ia berusaha menghapus foto rumahnya dari internet dengan alasan privasi.

Namun, langkah tersebut malah membuat foto tersebut semakin tersebar dan viral karena masyarakat menjadi penasaran. Hal serupa kini terjadi pada Sukatani. Di mana upaya penghapusan lagu mereka justru mengangkat popularitas mereka ke level yang lebih tinggi.

Dukungan dan Reaksi Publik

Kontroversi ini juga memancing berbagai reaksi dari musisi dan warganet. Sejumlah netizen menyebut bahwa sebelum insiden ini, mereka bahkan belum pernah mendengar nama Sukatani.

Namun, gara-gara perdebatan ini, banyak yang penasaran dan mencari tahu tentang mereka. “Berapa banyak orang yang sebelumnya nggak tahu Sukatani, sekarang malah jadi tahu dan mendengarkan lagu-lagu mereka?” tulis seorang pengguna media sosial dengan akun @audhinafh.

Musisi Kunto Aji juga turut memberikan tanggapan terkait fenomena ini. Ia membayangkan bagaimana atmosfer penampilan Sukatani di panggung setelah viralnya insiden ini.

“Sukatani itu bukan band arus utama yang populer secara luas. Mereka lebih ke band niche dengan segmen yang spesifik. Tapi gara-gara klarifikasi ini, mereka malah viral ke mana-mana. Sekarang nama mereka udah ramai dibahas di Instagram, bukan cuma di Twitter. Ini contoh nyata dari Streisand Effect. Banyakin baca biar tahu,” cuit akun @WidasSatyo.

Dampak Positif dari Kontroversi

Meski menuai perdebatan, fenomena ini tak dapat dipungkiri bisa menjadi titik balik bagi Sukatani dalam industri musik Indonesia.

Dengan meningkatnya popularitas mereka, bukan tidak mungkin mereka akan mendapatkan lebih banyak pendengar dan kesempatan lebih besar untuk dikenal secara luas.

Peristiwa ini juga menunjukkan bagaimana musik dapat menjadi alat yang kuat dalam menyuarakan isu sosial. Bagi Sukatani, momen ini bisa menjadi momentum untuk memperluas jangkauan mereka. Menggarap lebih banyak karya, serta membangun komunikasi yang lebih erat dengan para pendengar mereka.

Kontroversi lagu Bayar Bayar Bayar mungkin masih akan terus bergulir, namun satu hal yang pasti: nama Sukatani kini telah melejit lebih tinggi dari sebelumnya.

Tags: institusi kepolisianKotroversi lagu sukatanilagu bayar bayar bayarpolripuncak popularitasStreisand EffectSukatani
ShareSendShareTweet

Berita Lainnya

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti (tengah) memberikan pernyataan pers mengenai penggunaan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dalam penyaluran bantuan sosial periode Triwulan II/2025 saat jumpa pers di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Senin (2/6/2025). ANTARA/HO-BPMI Sekretariat Presiden.

Penyaluran Bansos Triwulan II/2025 Mengacu DTSEN

by Triyadi Isworo
02/06/2025

Jakarta (Lampost.co) -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyebut penyaluran bantuan sosial (bansos). Pemerintah mulai periode Triwulan...

Ketua Timwas Haji DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal berfoto usai Rapat dengan Kementerian Agama, BPKH, serta sejumlah instansi terkait lainnya di Arab Saudi, Senin (2/6/2025). ANTARA/HO-DPR RI.

Timwas Haji DPR Evaluasi Layanan Jamaah Haji

by Triyadi Isworo
02/06/2025

Jakarta (Lampost.co) -- Tim Pengawas Haji DPR RI, menggelar rapat dengan Kementerian Agama, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). serta sejumlah...

Nikita Mirzani dan Asistennya Jadi Tersangka Kasus Pemerasan dan Pengancaman.Dok

Kasus Nikita Mirzani Masuki Babak Baru, Berkas Perkara Resmi Dinyatakan Lengkap

by Nur
02/06/2025

Jakarta (Lampost.co)--- Proses hukum yang menjerat artis kontroversial Nikita Mirzani dan asistennya, Mail Syahputra, kini resmi memasuki fase baru. Setelah...

Load More
Facebook Instagram Youtube TikTok Twitter

Affiliated with:

Informasi

Alamat 
Jl. Soekarno – Hatta No.108, Hajimena, Lampung Selatan

Email

redaksi@lampost.co

Telpon
(0721) 783693 (hunting), 773888 (redaksi)

Sitemap

Beranda
Tentang Kami
Redaksi
Compro
Iklan
Microsite
Rss
Pedoman Media Siber

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • BOLA
  • TEKNOLOGI
  • EKONOMI BISNIS
    • BANK INDONESIA LAMPUNG
    • BANK SYARIAH INDONESIA
  • PENDIDIKAN
    • UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
    • UNILA
    • UIN LAMPUNG
    • U B L
    • S T I A B
  • KOLOM
    • OPINI
    • REFLEKSI
    • NUANSA
    • TAJUK
    • FORUM GURU
  • LAMPUNG
    • BANDARLAMPUNG
    • PEMKOT BANDARLAMPUNG
    • PEMPROV LAMPUNG
    • TULANG BAWANG BARAT
    • LAMPUNG BARAT
  • IKLAN PENGUMUMAN
  • INDEKS

Copyright © 2024. Lampost.co - Media Group, All Right Reserved.