Bandar Lampung (Lampost.co) — Serial drama Korea Selatan Squid Game sukses menyedot perhatian global berkat jalan ceritanya yang brutal, penuh ketegangan, dan makna. Namun, di balik adegan-adegan sadis dan visual dramatis, tersembunyi pesan mendalam yang mencerminkan realita sosial saat ini.
Kritik Keras terhadap Kapitalisme dan Kesenjangan Sosial
Squid Game menyuarakan kritik tajam terhadap sistem ekonomi yang menindas dan ketimpangan sosial yang terus melebar. Para peserta rela mempertaruhkan nyawa demi hadiah uang karena hidup mereka di dunia nyata hancur akibat utang dan ketidakberdayaan.
Setiap karakter dalam permainan melambangkan korban dari sistem yang tidak memberi ruang bagi keadilan dan kesempatan setara. Mereka hidup dalam tekanan ekonomi yang memaksanya ikut dalam permainan maut.
Permainan itu sendiri menggambarkan kompetisi tak sehat dalam masyarakat kapitalis. Hanya segelintir yang bisa bertahan, sementara mayoritas tereliminasi tanpa ampun.
Elite yang Menikmati Derita Orang Lain
Kehadiran para VIP yang menonton permainan sebagai hiburan menjadi gambaran nyata tentang kelas elite yang hidup di atas penderitaan orang lain. Mereka berjudi dengan nyawa para peserta seolah itu tontonan biasa.
Hal itu menggambarkan betapa terputusnya kaum kaya dari realitas keras yang masyarakat bawah hadapi.
Moralitas dan Pilihan Sulit dalam Situasi Ekstrem
Para peserta berhadapan pada pilihan hidup dan mati yang menguji batas moral mereka. Banyak dari mereka harus mengkhianati teman, menipu, atau bahkan membunuh agar tetap hidup. Kondisi itu menunjukkan dalam tekanan ekstrem, nilai kemanusiaan bisa tergeser naluri bertahan hidup.
Squid Game tidak hanya mengangkat tema fisik bertahan hidup. Namun, juga tentang kehilangan integritas moral demi harapan akan kehidupan yang lebih baik.
Ilusi Kesetaraan dan Kebebasan dalam Sistem yang Menjebak
Dalam permainan, semua peserta mendapatkan kesempatan yang sama di awal. Mereka juga memiliki opsi untuk keluar dari permainan kapan saja. Namun, kenyataan di luar sana lebih kejam daripada permainan itu sendiri.
Kesetaraan dan kebebasan itu hanyalah ilusi. Hal itu mencerminkan dunia nyata, di mana sistem ekonomi membuat orang sulit keluar dari siklus kemiskinan.
Kilasan Kemanusiaan di Tengah Kekejaman
Meski penuh kekerasan, Squid Game menyelipkan momen emosional yang menunjukkan manusia tetap bisa saling peduli dalam situasi paling brutal.
Hubungan antara Gi-hun dan Il-nam, persahabatan Sae-byeok dan Ji-yeong, hingga pengorbanan antar peserta memperlihatkan naluri untuk saling membantu belum sepenuhnya hilang.
Akhir yang Tidak Menenangkan dan Pesan Besar yang Tersisa
Gi-hun memenangkan permainan, tetapi ia tidak menemukan ketenangan. Ia justru semakin sadar dunia di luar permainan pun sama kejamnya.
Squid Game menutup kisah dengan peringatan keras, yaitu ketidakadilan, eksploitasi, dan hilangnya nilai kemanusiaan tetap mengintai dalam kehidupan sehari-hari.
Refleksi Kehidupan Modern Lewat Drama Korea Populer
Squid Game bukan sekadar drama yang memanjakan mata. Serial itu mengajak penonton merenung tentang struktur masyarakat yang tidak adil. Termasuk, sistem ekonomi yang menindas dan harga yang harus manusia bayar untuk bisa bertahan hidup.
Serial itu menggugah kesadaran kolektif tentang pentingnya empati, keadilan, dan solidaritas dalam dunia yang semakin keras.