Mandala Shoji dan istrinya, Maridha Deanova Safriana, menghadapi sengketa hukum dengan sebuah hotel di Pontianak. Perkara ini bermula dari pengusiran mereka secara paksa oleh pihak hotel.
Setelah video Mandala yang marah-marah viral, pihak hotel merespons dengan menggugat mereka. Hotel tersebut mengajukan tuntutan sebesar Rp 10 miliar atas tuduhan pencemaran nama baik.
Kasus ini sedang diproses di Pengadilan Negeri Pontianak dan sidangnya akan dilanjutkan pada Kamis, 19 September 2024. Agenda sidang ini menarik karena menghadirkan saksi ahli dari bidang perhotelan.
Baca juga : Isu Perselingkuhan Salim Nauderer Mencuat, Rachel Vennya Jadi Sorotan”
Mandala menyampaikan bahwa saksi yang dihadirkan merupakan ahli dengan pengalaman sebagai GM dan Presiden Direktur hotel. Hal ini diharapkan dapat memberikan pandangan yang jelas mengenai prosedur pelayanan hotel.
Di sisi lain, Mandala dan keluarganya merasa tertekan akibat kasus ini. Isu buzzer yang menyerang mereka semakin memperburuk situasi yang sudah sulit. “Buzzer, buzzer udah kelihatan nyudutin kami. Tolong bantuannya ya,” kata Mandala dengan nada prihatin.
Mandala meminta dukungan dari masyarakat karena merasa disudutkan. Ia berharap proses hukum dapat memberikan keadilan bagi keluarganya.
Baca juga : Nikita Mirzani Laporkan Vadel Badjideh Terkait Video Syur Viral
Istrinya, Maridha, mengaku syok setelah mengetahui mereka digugat. Tekanan bertambah ketika mobil mereka disiram air keras oleh orang tak dikenal.
Meskipun tertekan, Mandala tetap tenang dan tidak ingin menuduh pihak mana pun tanpa bukti. Ia meminta doa dari masyarakat untuk keselamatan keluarganya.
Mandala juga mengakui bahwa insiden ini membuatnya lebih berhati-hati ketika menginap di hotel. Namun, ia tetap percaya bahwa kejadian ini tidak mencerminkan keseluruhan industri perhotelan.
Sengketa ini bermula pada Desember 2023 saat Mandala diundang untuk mengisi acara di Pontianak. Mereka menginap di hotel tersebut, tetapi barang-barang mereka dikeluarkan sebelum waktu checkout.
Meskipun panitia acara telah memberikan bukti bahwa mereka tidak ingin barang-barang Mandala dikeluarkan, pihak hotel tetap memaksa. Hal inilah yang kemudian memicu konflik lebih lanjut.