Jakarta (Lampost.co)—Film animasi Jumbo mencetak kesuksesan luar biasa di industri film Indonesia. Diproduksi oleh kurang lebih 400 kreator lokal, film ini menampilkan dunia imajinatif yang hidup dan memikat.
Salah satu kreator di balik layar yang berperan penting dalam mewujudkan visual spektakuler tersebut adalah Wahyu Denis Kurniawan.
baca juga: Jumbo Tembus 7 Juta Penonton, Jadi Film Animasi Indonesia Terlaris ke-3 Sepanjang Masa!
Meski bukan lulusan sekolah film atau animasi, Wahyu Denis mampu memberikan sentuhan khas melalui keahliannya sebagai Lighting & Compositing Artist. Menjadikan setiap adegan di Jumbo terasa emosional dan bernyawa.
Latar Belakang Pendidikan Wahyu Denis
Lahir pada tahun 1994, Wahyu Denis menempuh pendidikan menengah di SMK Multimedia. Sebelum melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi sebagai Sarjana Arsitektur di Universitas Mercu Buana (UMB).
Meski jurusannya berbeda jauh dari dunia animasi, Wahyu melihat arsitektur sebagai fondasi penting yang membentuk cara pandangnya terhadap visual dan pencahayaan.
“Di arsitektur, saya belajar tentang ruang, cahaya, dan bagaimana membentuk suasana. Ternyata itu semua sangat kepakai waktu kerja di animasi,” ujarnya.
Dari Studio Perancangan ke Dunia Sinema Digital
Salah satu mata kuliah favorit Wahyu saat kuliah adalah Studio Perancangan. Mata kuliah ini, menurutnya, mengasah kemampuan berpikir konseptual dan sistematis.
Ia terbiasa memulai proyek dari nol, melakukan riset, eksplorasi ide, hingga mewujudkannya dalam bentuk visual.
Pola kerja ini ternyata sangat berguna ketika ia mengatur pencahayaan dan menyatukan elemen visual dalam film animasi.
“Studio perancangan melatih saya untuk berpikir sistematis. Setiap proyek dimulai dari riset, melanjutkan dengan eksplorasi ide, lalu ditransformasikan ke dalam visual yang utuh.”
Peran Pencahayaan dalam Animasi dan Warisan Arsitektur
Sebagai seorang Lighting & Compositing Artist, Denis bertanggung jawab atas pencahayaan dan penggabungan visual dalam animasi.
Baginya, pencahayaan bukan sekadar aspek teknis, tapi juga medium untuk menyampaikan emosi dan cerita.
“Lighting dalam animasi bukan cuma soal terang dan gelap, tapi tentang bagaimana membuat penonton merasakan adegan,” jelasnya. “Cahaya bisa menyampaikan emosi, menunjukkan waktu, bahkan mendukung perkembangan cerita.”
Kemampuan Denis memahami ruang dan cahaya yang ia pelajari di arsitekturmenjadi aset utama dalam pekerjaannya.
Kiprah Wahyu Denis di Dunia Animasi Indonesia
Sebelum terlibat dalam Jumbo, Wahyu Denis juga mengerjakan film animasi Nussa The Movie (2021). Keikutsertaannya dalam dua proyek besar ini menandai posisinya sebagai salah satu talenta muda berbakat di industri animasi Tanah Air.
Dalam Jumbo, tantangan utamanya adalah menyatukan elemen visual dari ratusan kreator se-Indonesia agar terlihat padu dan harmonis. Bekal berpikir sistematis dari arsitektur sangat membantunya dalam menyusun atmosfer visual yang utuh.
“Arsitektur ngajarin saya untuk peka sama detail dan suasana. Dan itu penting banget di animasi. Apalagi untuk cerita anak-anak.”
Pesan untuk Generasi Muda: Jangan Takut Lintas Bidang
Melalui pengalamannya, Wahyu Denis mengajak generasi muda untuk tidak ragu mengeksplorasi lintas bidang.
Menurutnya, setiap ilmu saling berkaitan dan bisa memperkaya perspektif, selama ada kemauan untuk belajar.
“Buat kamu yang lagi kuliah atau baru lulus dan masih bingung jalur karier, saya punya pesan simpel: jangan takut lintas bidang. Ilmu itu saling nyambung. Selama kita mau belajar dan eksplorasi, semua pengalaman pasti bisa dipakai.”