Jakarta (Lampost.co)–– Pengangkatan Deddy Corbuzier sebagai Staf Khusus (Stafsus) Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menuai beragam reaksi dari masyarakat. Keputusan ini memicu polemik di media sosial dan ruang publik. Dengan banyak pihak mempertanyakan kelayakan Deddy menduduki posisi strategis tersebut.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto secara resmi menunjuk Deddy Corbuzier sebagai Staf Khusus Menhan pada Februari 2025.
Penunjukan ini Kementerian Pertahanan umumkan langsung dan menyebut Deddy terpilih karena menganggap memiliki kemampuan komunikasi yang baik. serta pengalaman di bidang media dan publikasi.
Baca juga: Sah! Deddy Corbuzier Resmi Dilantik Jadi Staf Khusus Menhan Bidang Komunikasi Sosial dan Publik
Alasan Pengangkatan Deddy Corbuzier
Menurut Menhan Prabowo, Deddy dipilih sebagai Staf Khusus Menhan untuk memperkuat komunikasi publik di Kementerian Pertahanan. Dengan latar belakang sebagai presenter, YouTuber, dan influencer, Deddy Menhan menilai mampu menjembatani komunikasi antara kementerian dan masyarakat luas.
“Kami butuh figur yang bisa mengedukasi masyarakat terkait isu-isu pertahanan dengan cara yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Deddy memiliki kemampuan tersebut,” ujar Prabowo dalam konferensi pers.
Deddy Corbuzier juga menyatakan kesiapannya untuk menjalankan tugas tersebut. Ia menegaskan bahwa ia akan fokus membantu Kementerian Pertahanan dalam hal komunikasi strategis dan literasi keamanan bagi generasi muda.
“Saya merasa terhormat atas kepercayaan ini. Saya akan belajar banyak dan bekerja keras demi membantu negara,” kata Deddy.
Kritik Publik dan Amarah Warganet
Meski Prabowo memberikan alasan jelas, pengangkatan Deddy tetap menimbulkan reaksi keras di kalangan masyarakat. Banyak yang mempertanyakan latar belakang Deddy yang tidak berkaitan langsung dengan pertahanan negara.
Sejumlah tokoh publik hingga akademisi menilai bahwa posisi tersebut seharusnya diisi oleh sosok dengan latar belakang militer, akademisi, atau ahli pertahanan.
Di media sosial, tagar #DeddyStafsusMenhan sempat menjadi trending topic. Sebagian besar komentar bernada sinis dan mempertanyakan apakah keputusan ini lebih bersifat politis daripada profesional.
“Apa kontribusi nyata Deddy di bidang pertahanan? Ini posisi strategis, bukan sekadar komunikasi publik,” tulis salah satu pengguna Twitter.
“Sebaiknya posisi staf khusus yang mengisi oleh profesional yang punya pengalaman langsung di dunia militer. Atau keamanan nasional,” kritik seorang pengamat politik dalam sebuah diskusi daring.
Dukungan dan Pembelaan
Di tengah gelombang kritik, ada juga sejumlah pihak yang membela keputusan tersebut. Mereka menilai kehadiran Deddy justru membawa perspektif baru dalam komunikasi pertahanan.
Beberapa menyebut Deddy sebagai sosok yang berpengaruh di kalangan generasi muda, yang bisa menjadi jembatan untuk menyosialisasikan isu pertahanan. Sertakeamanan nasional dengan pendekatan yang lebih modern.
“Kementerian Pertahanan butuh inovasi dalam menyampaikan pesan ke masyarakat. Kita harus akui bahwa Deddy adalah figur publik yang memiliki jangkauan luas,” ujar seorang analis media sosial.
Sejarah Kontroversi Pengangkatan Stafsus
Kasus pengangkatan figur publik sebagai staf khusus bukanlah hal baru. Beberapa kementerian sebelumnya juga pernah menunjuk selebriti atau influencer sebagai staf khusus untuk bidang komunikasi atau pemberdayaan masyarakat. Namun, polemik seperti ini sering muncul karena minimnya transparansi proses seleksi dan penunjukan.
Pengamat kebijakan publik, Andri Kusnadi, menilai polemik pengangkatan Staf Khusus Menhan ini harus menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk lebih transparan dalam proses pengangkatan pejabat strategis.
“Publik berhak tahu alasan yang lebih rinci terkait kriteria pengangkatan, bukan hanya faktor popularitas,” kata Andri.
Ia juga menegaskan pentingnya profesionalisme dalam penunjukan staf khusus, terutama di kementerian strategis seperti Kementerian Pertahanan.
Deddy Corbuzier adalah seorang mantan pesulap yang kini dikenal sebagai presenter dan podcaster. Program podcast-nya sering membahas isu-isu sosial, politik, dan kesehatan, yang membuatnya menjadi salah satu influencer paling berpengaruh di Indonesia.
Terlepas dari kontroversi, pengangkatannya sebagai Staf Khusus Menhan menunjukkan bagaimana pemerintah semakin terbuka terhadap kolaborasi dengan figur non-tradisional. Namun, tantangan besar menanti Deddy, terutama dalam membuktikan bahwa keputusan tersebut bukan sekadar pencitraan.