Jakarta (Lampost.co)–– Dulu, media sosial seperti Facebook tercipta untuk menjalin hubungan dan berbagi cerita bersama teman serta keluarga.
Namun, dalam satu dekade terakhir, fungsi utama ini mengalami perubahan besar. CEO Meta, Mark Zuckerberg, secara terbuka mengakui bahwa Facebook kini tidak lagi se-sosial dulu.
Dalam kesaksiannya di hadapan Federal Trade Commission (FTC), Zuckerberg menyebut bahwa jumlah orang yang berbagi cerita pribadi atau menambahkan teman baru di Facebook terus menurun secara signifikan.
Baca juga: Ekspresi Bill Gates Pertama Kali Makan Durian Viral di Media Sosial
Hal ini menunjukkan bahwa wajah media sosial saat ini telah berubah dari “media pertemanan” menjadi “media konsumsi”.
Jumlah Orang yang Berbagi di Facebook Terus Menurun
Dalam sidang dengan FTC yang membahas akuisisi dan kekuatan platform teknologi. Zuckerberg menyampaikan keprihatinan akan perubahan perilaku pengguna Facebook.
“Bahkan jumlah teman baru yang orang-orang tambahkan, saya rasa, telah menurun. Saya tidak tahu angka pastinya, tapi tren ini nyata,” ungkap Zuckerberg.
Ia menegaskan bahwa Facebook tidak lagi penuh dengan unggahan status atau foto dari teman dan keluarga. Melainkan lebih banyak konten profesional. Promosi dari selebriti, berita, hingga video hasil buatan AI.
Berbagi dengan Teman dan Keluarga Menurun Drastis
Pernyataan Zuckerberg bukan yang pertama datang dari pihak Meta. Sheryl Sandberg, mantan Chief Operating Officer Meta, sebelumnya juga mengungkapkan bahwa interaksi pribadi di platform mereka terus menurun.
“Berbagi dengan teman dan keluarga menurun drastis dari waktu ke waktu. Jika strategi platform menargetkan interaksi personal saja. Maka akan timbul masalah serius pada pendapatan,” jelas Sandberg.
Fenomena ini memaksa Meta untuk melakukan transformasi besar-besaran. Agar tetap relevan di tengah persaingan ketat industri media sosial.
TikTok: Game Changer Dunia Media Sosial
Salah satu faktor utama yang mendorong transformasi ini adalah meledaknya popularitas TikTok. Sebuah platform berbasis video pendek dengan algoritma super kuat.
“Bagi banyak pengguna, aplikasi sekarang berfungsi terutama sebagai mesin penemuan. Bukan tempat berinteraksi sosial,” jelas Zuckerberg.
Alih-alih berbagi momen pribadi, pengguna kini lebih tertarik menjelajah konten hiburan. Edukasi, tren viral, dan promosi dari kreator konten.
Meta Ikuti Jejak TikTok: Reels, Shop, dan Algoritma Canggih
Menghadapi ancaman eksodus pengguna dan menurunnya engagement, Meta mulai mengintegrasikan fitur-fitur ala TikTok ke dalam ekosistemnya. Beberapa langkah nyata yang sudah diambil Meta, antara lain, peluncuran Instagram reels,pengembangan, Facebook Reels. Fitur shop dan marketplace, investasi besar pada algoritma rekomendasi berbasis minat.
Zuckerberg secara blak-blakan menyebut bahwa TikTok saat ini lebih unggul dari pada Facebook dan Instagram dalam hal pertumbuhan dan keterlibatan pengguna.
“TikTok masih lebih besar daripada Facebook atau Instagram, dan saya tidak suka jika pesaing kami lebih baik dari kami,” tegasnya.
Karena Meta tidak tertarik untuk membeli TikTok. satu-satunya jalan adalah meniru strategi TikTok dan mempertahankan pengguna agar tetap berada di ekosistem Meta.
Facebook Mulai Kehilangan Daya Tarik?
Kondisi ini semakin diperkuat dengan fakta bahwa pengguna aktif harian Facebook sempat menurun untuk pertama kalinya pada tahun 2022. Hal yang sebelumnya tidak pernah terjadi dalam sejarah panjang platform tersebut.
Platform yang dulu penuh dengan foto keluarga, curhatan, dan status harian, kini berubah menjadi feed yang penuh dengan video viral. Iklan, serta konten dari akun kreator atau selebriti, bukan lagi teman atau kerabat dekat.
Akankah Media Sosial Kembali “Sosial”?
Perubahan ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah media sosial bisa kembali ke fungsi awalnya sebagai jembatan sosial antar manusia? Atau justru akan semakin bergeser menjadi tempat konsumsi hiburan dan komersialisasi tanpa interaksi personal?
Dalam dunia yang semakin cepat dan berbasis konten, mungkin “media sosial yang sosial” akan menjadi nostalgia, bukan lagi realita.