Jakarta (Lampost.co)— Serial asal Malaysia Bidaah ini viral di Indonesia dan pecahkan rekor penonton Viu. Penulis skenario Erma Fatima tak menyangka respon luar biasa dari netizen Indonesia.
Bidaah Jadi Serial Paling Populer di Viu, Raup Lebih dari 2,5 Miliar View
Serial drama Bidaah mencetak sejarah sebagai salah satu tayangan paling populer di platform streaming Viu.
Tayang perdana di Malaysia, serial ini justru mengalami ledakan popularitas yang jauh lebih besar di Indonesia. Hingga 6 April 2025, Bidaah tercatat telah d itonton lebih dari 2,5 miliar kali. Rekor yang tercapai hanya dalam tiga hari setelah tiga episode terakhirnya dirilis pada 5 April.
Baca juga: Video 16 Detik Ariel NOAH dan Wulan Guritno Viral, Netizen Heboh
Viu Malaysia melaporkan bahwa serial tersebut kini menduduki peringkat pertama di Viu Malaysia dan Indonesia. Hal ini menjadikannya drama lintas negara paling sukses di platform tersebut.
Netizen Indonesia, Kunci Kesuksesan Serial Bidaah
Dalam wawancara dengan detikPop di kawasan Senayan City, Jakarta Pusat, penulis skenario Bidaah, Erma Fatima, mengungkap kekagumannya terhadap reaksi luar biasa yang datang dari penonton Indonesia.
Menurutnya, kreativitas dan keterlibatan netizen Indonesia menjadi salah satu kunci utama meledaknya serial tersebut.
“Di Malaysia tidak se-viral Indonesia. Dari segi bagaimana orang Indonesia mencintai karakter Walid itu… mereka bahkan membuat parodi-parodi. Di Malaysia, responsnya lebih ke arah kontroversi agama, bukan karakter. Jadi penerimaan masyarakat Indonesia lebih fleksibel,” jelas Erma.
Ia bahkan menyebut bahwa antusiasme netizen Indonesia yang membuat meme. Video parodi, dan berbagai konten lucu seputar karakter Walid secara tidak langsung telah menjadi strategi promosi organik yang sangat efektif.
Perbedaan Persepsi Serial Bidaah di Malaysia dan Indonesia
Erma Fatima tak menyangka bahwa masyarakat Indonesia dan Malaysia meski serumpun memiliki persepsi yang sangat berbeda terhadap karya yang sama.
Jika di Malaysia serial ini justru dikritik karena menganggap “menjatuhkan ulama”. Maka di Indonesia karakter dan jalan cerita Bidaah justru mendapat sambutan hangat dengan nada satir, humor, dan kritik sosial yang membuatnya semakin relevan.
“Saya agak syok ya, ternyata meskipun kita serumpun, tapi punya persepsi berbeda. Parodi-parodi buatan anak-anak Indonesia itu malah membuat serial ini makin booming,” kata wanita berusia 57 tahun tersebut.
Tak Sekadar Viral, Bidaah Sarat Pesan Sosial
Meski viralitasnya luar biasa, Erma menegaskan bahwa Bidaah bukan sekadar drama sensasional. Ia mengusung pesan moral dan sosial yang mendalam melalui cerita yang kuat. Menggambarkan dinamika kekuasaan, kemunafikan, dan konflik spiritual dalam masyarakat.
“Saya ingin melakukan sesuatu yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat,” tegasnya.
Ia percaya bahwa cerita yang kuat bisa menjadi alat refleksi sosial, serta menjadi medium yang menyadarkan masyarakat akan realitas yang kerap tersembunyi di balik simbol-simbol agama atau kekuasaan.
Kesuksesan Internasional, Karya Lokal Berkelas Global
Keberhasilan Bidaah menembus pasar Indonesia menunjukkan bahwa karya lokal asal Malaysia bisa diterima secara global. Selama memiliki cerita kuat, pendekatan visual menarik, dan relevansi budaya yang luas.
Bagi Erma Fatima, pencapaian ini bukan hanya berkah, tetapi juga bukti bahwa cerita yang jujur akan menemukan jalannya sendiri.