Jakarta (Lampost.co)— Riefian Fajarsyah atau yang lebih terkenal sebagai Ifan Seventeen resmi dilantik sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN) pada Selasa (11/3/2025).
Prosesi pelantikan berlangsung di kantor PFN, Jakarta Timur. Penunjukan vokalis grup band Seventeen tersebut menimbulkan reaksi beragam dari berbagai kalangan, terutama para pegiat industri film.
Momen Pelantikan dan Ucapan Selamat
Kabar mengenai pelantikan Ifan Seventeen pertama kali diketahui melalui unggahan akun Instagram iVolks Creative, rumah produksi kreatif tempat Ifan terlibat sebagai co-founder.
Baca juga: Ifan Seventeen Resmi Dilantik sebagai Dirut PT Produksi Film Negara, Berikut Profilnya
Dalam unggahan tersebut, terlihat Ifan berpose di depan gedung PFN yang dihiasi dengan karangan bunga ucapan selamat dari berbagai pihak.
“Selamat bertugas Riefian Fajarsyah/Ifan Seventeen (Co-Founder iVolks Creative) atas jabatan barunya sebagai Direktur Utama Produksi Film Negara! Semoga sukses dan dapat lebih memajukan industri film Indonesia,” tulis akun @ivolks_creative pada Rabu (12/3/2025).
Hingga saat ini, Ifan belum memberikan pernyataan resmi terkait pengangkatannya sebagai Direktur Utama PFN. Meski demikian, publik terus memperbincangkan keputusan ini dengan berbagai pendapat dan sudut pandang.
Pro dan Kontra di Kalangan Publik dan Insan Perfilman
Penunjukan Ifan sebagai Direktur Utama PFN tidak lepas dari kritik tajam sejumlah pihak. Banyak yang mempertanyakan latar belakangnya sebagai musisi tanpa pengalaman signifikan di dunia perfilman.
Sejauh ini, keterlibatan Ifan dalam industri film hanya terbatas pada produksi film dokumenter bertajuk Kemarin, yang menceritakan tragedi tsunami Selat Sunda pada 2018 dan mengenang perjalanan band Seventeen.
Salah satu kritik pedas datang dari penulis skenario ternama, Andi Atthira. Melalui akun Instagram pribadinya (@andi_atthira), ia menyatakan kebingungannya terhadap keputusan ini.
“Nggak habis fikri, di luar nurul. Paham apa dia soal perfilman tiba-tiba ditunjuk jadi Direktur PT. Produksi Film Negara? Apa yang bisa dia lakukan bagi dunia perfilman, selain bikin lagu mellow mendayu-dayu,” tulisnya.
Menurut Andi, sosok seperti Deddy Mizwar, Eros Djarot, Mira Lesmana, atau Garin Nugroho lebih layak memimpin PFN karena pemahaman mereka yang mendalam akan perfilman Indonesia.
“Kenapa bukan Deddy Mizwar, Eros Djarot atau siapa kek tokoh perfilman? Minimal kayak Mira Lesmana, Garin Nugroho, atau senior-senior kita yang lebih tahu harus membawa ke mana arah perfilman di negara ini,” ungkapnya.
Andi juga mengaku tak mengerti dengan cara berpikir para pengambil keputusan dalam pengangkatan Ifan sebagai Direktur Utama PFN.
Reaksi Netizen
Di media sosial, respons masyarakat pun terpecah. Sebagian mendukung Ifan dengan alasan pembaruan di tubuh BUMN dapat membawa perspektif baru. Namun, tidak sedikit pula yang meragukan kemampuan Ifan dalam memimpin PFN, mengingat minimnya rekam jejaknya di industri film.
Sampai saat ini, pihak Kementerian BUMN belum memberikan klarifikasi lebih lanjut terkait alasan penunjukan Ifan sebagai Direktur Utama PFN. Publik masih menunggu pernyataan resmi dari pihak terkait untuk menjelaskan keputusan ini secara lebih komprehensif.
Pelantikan Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PFN telah membuka babak baru dalam perjalanan perusahaan plat merah tersebut. Namun, kontroversi seputar pengalaman dan kompetensinya membuat langkah ini penuh tantangan. Masyarakat berharap agar di bawah kepemimpinannya, PFN tetap mampu menghasilkan karya-karya terbaik dan memajukan perfilman nasional.