Jakarta (Lampost.co) — Film “Perang Kota” yang Mouly Surya sutradarai merupakan adaptasi dari novel klasik Indonesia “Jalan Tak Ada Ujung” karya Mochtar Lubis. Meski berasal dari sumber yang sama, film dan novel itu memiliki perbedaan signifikan dalam karakterisasi, alur cerita, dan penekanan tema.
Perbedaan Karakterisasi
Isa
Dalam novel, Isa sebagai guru sekolah dasar yang penakut dan mengalami disfungsi seksual akibat trauma masa perang. Ia terlibat dalam pergerakan bawah tanah dengan perasaan cemas dan ragu.
Sementara itu, dalam film, Chicco Jerikho yang memerankan Isa tampil lebih tegas dan maskulin. Ia tidak terlihat mengajar di sekolah, melainkan memberikan kursus biola kepada Hazil. Kecintaannya pada musik terlihat melalui permainan lagu “Summertime” karya George Gershwin.
Hazil
Hazil dalam novel adalah pemuda pemberani dengan pengetahuan musik yang luas. Selain itu, menjadi sahabat Isa karena kecintaan mereka pada musik. Namun, dalam film, Jerome Kurnia yang memerankan Hazil adalah murid biola Isa dengan kemampuan yang masih berkembang.
Fatimah
Fatimah, istri Isa, dalam novel memiliki peran yang terbatas, muncul dalam beberapa adegan penting. Di film, karakter yang Ariel Tatum perankan itu mendapatkan porsi layar lebih banyak, dengan penekanan pada sisi erotis dan konflik rumah tangga.
Perbedaan Alur Cerita dan Tema
Novel “Jalan Tak Ada Ujung” menekankan suasana mencekam Jakarta pasca-kemerdekaan. Termasuk Isa yang terlibat dalam aksi gerilya dan menghadapi dilema moral serta ketakutan pribadi. Adegan klimaks terjadi di bioskop Rex, di mana Isa dan Hazil menjalankan misi berbahaya.
Film “Perang Kota” mengambil pendekatan berbeda dengan menyoroti aspek psikologis dan hubungan antar karakter. Adegan klimaks pindah ke Kafe Batavia, memberikan nuansa lebih dramatis tetapi mengurangi intensitas ketegangan perang yang digambarkan dalam novel.
Adaptasi film “Perang Kota” menawarkan interpretasi baru terhadap novel “Jalan Tak Ada Ujung”, dengan fokus pada dinamika karakter dan konflik emosional.
Meskipun begitu, beberapa elemen penting dari novel, seperti atmosfer perang dan dilema moral Isa, mengalami perubahan signifikan dalam film.