Jakarta (Lampost.co) – Produser eksekutif film Merah Putih: One for All, Sonny Pudjisasono, angkat bicara soal tuduhan jiplak animasi dari kreator asing.
Poin Penting
- Produser eksekutif Sonny Pudjisasono membantah tuduhan jiplak animasi film Merah Putih: One for All.
- Beberapa karakter film diduga mirip karya kreator asing seperti Junaid Miran dan studio Chihuahua.
- Tim produksi mengerjakan animasi secara mandiri dan asli, bukan secara sengaja menjiplak.
- Sonny harap publik memahami bahwa hasil animasi lahir dari passion dan dedikasi tim.
Baru-baru ini, muncul komentar di media sosial yang menyebut beberapa karakter film ini mirip dengan model 3D karya kreator luar negeri, seperti Junaid Miran dan studio Chihuahua. Model tersebut dijual dengan harga sekitar Rp700 ribu. Isu ini memicu keraguan soal orisinalitas animasi film.
Baca juga : Ketua BPI Dukung Pembatalan Film Merah Putih: One for All, Soroti Masalah Sistem Distribusi Bioskop
Namun, Sonny menjelaskan bahwa dalam dunia animasi, kemiripan terlihat lumrah dan sering terjadi. Ia menilai karakter yang mirip merupakan hal wajar dalam proses kreatif animasi. Ia bahkan menegaskan bahwa kreativitas bisa membuat karya terlihat serupa tanpa sengaja.
“Animasi memang bisa mirip-mirip, itu wajar dan sah-sah saja. Jangan langsung dikira meniru, karena kreativitas itu bermacam-macam,” ujar Sonny pada Selasa, 12 Agustus 2025
Lebih lanjut, produser ini menegaskan bahwa tim produksi Merah Putih: One for All menciptakan seluruh animasi secara mandiri. Proses kreatif mereka menghasilkan visual yang sepenuhnya asli dan tidak sengaja menyerupai karya lain.
Sonny menegaskan, “Kalau ada kemiripan, itu bukan sengaja. Itu hasil dari kerja keras dan dedikasi tim kami, bukan sebuah penjiplakan.”
Ia juga berharap publik memahami bahwa setiap elemen film lahir dari passion dan semangat tinggi para animator. Sonny ingin penonton melihat film ini sebagai karya tulis yang asli dan bukan hasil copy-paste.
“Meskipun ada kemiripan, itu bagian dari ekspresi kreatif sepanjang proses produksi. Kami ingin memberikan hasil terbaik bagi penonton,” ujarnya menutup pernyataan.
Isu ini menjadi pengingat pentingnya transparansi dan komunikasi dalam industri animasi Indonesia. Dengan penegasan dari Sonny, publik diajak melihat lebih jauh proses kreatif dan tantangan yang di hadapi pembuat film lokal.