Bandar Lampung (Lampost.co) — Sebanyak 309 film pendek dari 23 provinsi, termasuk Lampung, bersaing dalam agenda Malam Anugerah Festival Film Lampung 2025 yang terselenggara di Taman Budaya Provinsi Lampung pada Sabtu, 17 Mei 2025, malam.
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Darmajaya Computer & Film Club (DCFC) Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya menyelenggarakan acara ini.
Ketua pelaksana, Devanda, menjelaskan bahwa Festival Film Lampung 2025 merupakan penyelenggaraan yang ke-16 dan telah berlangsung sejak tahun 2009.
Para peserta bersaing memperebutkan penghargaan dalam 14 kategori, seperti Pemeran Pendukung Pria dan Wanita Terbaik, Aktor dan Aktris Terbaik, Film Pelajar, Penata Suara Terbaik, Penata Gambar Terbaik, dan kategori lainnya.
“Total ada 309 film, dan 40 di antaranya berasal dari Lampung,” ujar Devanda, mahasiswa IIB Darmajaya.
Awalnya, para sineas mengunggah film pendek mereka untuk dikurasi. Setelah melalui proses kurasi, tim juri nasional menilai film-film tersebut untuk menentukan pemenang di 14 kategori.
Salah satu juri nasional, Chiska Doppert, yang berlatar belakang sebagai sutradara film, mengaku kagum setelah menilai film-film yang masuk nominasi. Ia menilai antusiasme para sineas sangat luar biasa.
“Kami takjub. Ternyata kreativitas mereka benar-benar out of the box. Banyak ide kreatif, cara bertutur pun mulai rapi, dan tidak kalah dengan sineas profesional. Tinggal diasah lagi,” ujarnya.
Kendala Sineas Indie
Meski kualitas film dinilai bagus, para sineas indie masih menghadapi beberapa kendala, seperti keterbatasan anggaran produksi, sumber daya manusia, serta durasi film yang pendek, namun tetap harus menyampaikan cerita secara detail.
Juri lainnya, Febby Gozal, yang berprofesi sebagai editor film, menyebut banyak film daerah berasal dari Bali, Kalimantan, hingga Lampung.
“Mereka, khususnya dari daerah, kini memiliki ruang untuk menyampaikan pesan kepada khalayak,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa sineas daerah, termasuk dari Lampung, memiliki ide-ide film yang baik. Ia juga melihat minat menjadi filmmaker di Provinsi Lampung mulai bermunculan.
“Ke depannya, para sineas harus lebih berani, kreatif, memahami cerita, serta mengerti nilai produksi (production value). Jangan takut untuk berkreasi dan membuat film. Jangan ragu mengeksplorasi ide-ide di kepala,” pungkasnya.
Hingga berita ini turun, panitia masih membacakan kategori dan nominasi yang menjadi perebutan peserta.
Ikuti terus berita dan artikel Lampost.co lainnya di Google News