Jakarta (Lampost.co) – Film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal menyuguhkan drama cinta penuh emosi dan konflik batin yang intens. Sutradara Adriyanto Dewo mengarahkan film ini dengan pendekatan visual yang puitis dan penuh makna.
Poin Penting
- ilm ini disutradarai oleh Adriyanto Dewo dan diproduksi oleh Adhya Pictures bersama Relate Films.
- Tayang perdana di Jakarta Film Week 2024 dan hadir di Jogja-NETPAC Asian Film Festival.
- Putri Marino memerankan tokoh utama bernama Wyn, yang mencari kekasihnya yang hilang secara misterius.
- Cerita berlatar di Korea Selatan, memperlihatkan budaya dan kehidupan migran Indonesia di sana.
Film ini diproduksi oleh Adhya Pictures bersama Relate Films dan tayang perdana di Jakarta Film Week 2024. Kemudian, film ini juga diputar di Jogja-NETPAC Asian Film Festival pada Desember 2024 lalu.
Sinopsis Film Sampai Jumpa Selamat Tinggal
Drama ini mengikuti perjalanan Wyn (Putri Marino), dalam pencarian cinta yang hilang. Dani, kekasih Wyn yang misterius, menghilang tanpa jejak, meninggalkan luka dan pertanyaan besar di hatinya.
Wyn memutuskan terbang ke Korea Selatan demi mendapatkan jawaban atas kepergian Dani. Namun, sesampainya di Seoul, ia harus menghadapi kenyataan yang tak ia duga sebelumnya.
Wyn bertemu Rey, seorang pekerja migran Indonesia yang kemudian membantunya menjalani pencarian. Rey lalu mengenalkan Wyn kepada Anto, pria berpengaruh yang punya banyak relasi di komunitas lokal.
Namun pencarian mereka membawa bahaya, bukan jawaban yang melegakan hati Wyn. Mereka terseret ke dunia kriminal, di pimpin gangster licik bernama Vanya yang diperankan Lutesha. Ketegangan makin tinggi ketika ancaman terhadap nyawa Wyn menjadi nyata.
Film ini tak hanya menyorot pencarian cinta, namun juga luka batin dari hubungan yang merusak. Wyn menyadari, hubungannya dengan Dani di penuhi kekerasan verbal dan manipulasi emosional. Seiring waktu, ia mulai belajar arti cinta yang sehat dan keberanian untuk melepaskan.
Selain naskah yang kuat, visual film ini menyuguhkan sinematografi dengan tone gelap dan nuansa sendu. Transisi gambar yang halus dan musik latar memperkuat kesan dramatis setiap adegannya.
Lagu-lagu seperti “Runaway” dan “Chaos & Order” menyatu apik dengan emosi karakter. Namun, aksen Indonesia dalam dialog Korea terasa kaku dan sedikit mengganggu imersi.
Selain itu, ada beberapa bagian cerita yang terasa menggantung dan kurang terjelaskan. Meski begitu, film ini tetap memikat dengan plot twist yang mengejutkan dan tidak terduga.
Akankah Wyn bertemu Dani? Atau justru, perjalanannya menjadi awal baru yang menyembuhkan? Film ini tayang di bioskop mulai 5 Juni 2025 dan siap menyentuh hati para penontonnya.