Jakarta (Lampost.co) — Betrand Peto atau Onyo akhirnya mengakui kesalahan setelah beberapa kali mengabaikan nasihat dari sang ibu, Sarwendah.
Dalam acara televisi Rumpi No Secret, Sarwendah blak-blakan mengungkap betapa keras kepalanya Onyo saat menerima nasihat. Ia sering mengingatkan Betrand agar menjaga kondisi tubuh demi kesehatan dan karier menyanyinya.
Namun Onyo kerap mengabaikan peringatan tersebut. Akibatnya, insiden kualat pun terjadi. “Aku sering kualat sama orang tua. Kemarin jatuh pas main bola, padahal dilarang dulu,” ungkap Onyo.
Kejadian itu bermula saat Onyo nekat bermain bola empat hingga lima kali seminggu. Padahal Sarwendah mengingatkan agar ia istirahat karena aktivitas fisik yang terlalu intens bisa berdampak pada performa vokal.
“Biasanya kalau cuma sekali dua kali main bola aku izinin. Tapi itu sudah over. Benar saja, pas hari aku larang, malah jatuh,” kata Sarwendah.
Bukan hanya soal bola, Sarwendah juga pernah melarang Onyo pulang larut malam. Namun, Onyo tetap pulang telat dan akhirnya jatuh sakit.
“Sudah dibilang jangan pulang malam, tapi dia tetap nekat. Pulangnya malah muntah-muntah karena kecapekan dan makannya bolong-bolong,” jelas Sarwendah.
Sarwendah menegaskan semua larangan itu bukan bentuk kekangan, tetapi wujud cinta dan kepedulian seorang ibu. “Kan yang ngurusin juga emaknya. Kalau sudah banyak kegiatan, ya jangan maksa. Itu demi kebaikan dia juga,” ujarnya.
Meski bukan anak kandung, Onyo sejak kecil mendapatkan perlakuan sama seperti anak biologis dari Sarwendah dan Ruben Onsu. Pada usia 15 tahun, Onyo mendapat mobil pribadi. Lalu di ulang tahunnya yang ke-19, ia kembali menerima hadiah mobil listrik mungil VinFast VF3.
Menanamkan Disiplin dan Tanggung Jawab
Namun lebih dari kemewahan, Sarwendah menanamkan nilai disiplin dan tanggung jawab pada Betrand Peto sejak awal. Kini Onyo mulai memahami maksud baik dari setiap peringatan Sarwendah.
“Aku sekarang lebih dengar sama bunda, gak mau ngeyel lagi karena aku tahu bunda sayang sama aku,” kata Onyo.
Kisah itu menjadi contoh kasih ibu tidak harus selalu lembut, kadang hadir dalam bentuk yang tegas demi masa depan anak. Sarwendah membuktikan menjadi ibu bukan tentang hubungan darah, tetapi tentang keikhlasan mendidik dengan cinta dan ketegasan.