Bandar Lampung (Lampost.co): The Trial of the Chicago 7 adalah salah satu film terbaik rilis di Netflix pada 16 Oktober 2020. Film ini langsung menarik perhatian penonton dengan cerita yang mendalam, bertabur bintang, dan mengangkat isu yang masih relevan hingga kini. The Trial of the Chicago 7, disutradarai oleh Aaron Sorkin, mengisahkan persidangan kontroversial terhadap delapan aktivis anti-Perang Vietnam yang dikenal sebagai Chicago 7.
Poin Penting
- Film Ini adalah cerita tentang keberanian, solidaritas, dan perjuangan melawan ketidakadilan.
- Film ini mengajak penonton untuk merenungkan nilai-nilai demokrasi.
- Film ini memberi konteks pentingnya kebebasan berbicara.
Sinopsis Film The Trial of the Chicago 7: Perjalanan Melawan Ketidakadilan
Berlatar pada tahun 1968, film ini menceritakan aksi damai ribuan demonstran menjelang Konvensi Nasional Partai Demokrat di Chicago. Namun, aksi tersebut berubah menjadi bentrokan berdarah antara demonstran dan pihak kepolisian. Kejadian ini terjadi di era pemerintahan Presiden Lyndon B. Johnson, tetapi persidangan terhadap para aktivis baru berlangsung ketika Richard Nixon menjabat sebagai presiden setahun kemudian.
Para terdakwa terdiri atas Abbie Hoffman (Sacha Baron Cohen), Jerry Rubin (Jeremy Strong), Tom Hayden (Eddie Redmayne), David Dellinger (John Carroll Lynch), Rennie Davis (Alex Sharp), Lee Weiner (Noah Robbins), dan John Froines (Daniel Flaherty). Pemerintah juga menahan Bobby Seale (Yahya Abdul-Mateen II), seorang pria kulit hitam yang sebenarnya tidak terlibat dalam demonstrasi. Bobby kemudian diadili secara terpisah, sehingga tersisa tujuh terdakwa yang dikenal sebagai Chicago 7.
Hakim Julius Hoffman yang memimpin sidang memutuskan kasus dengan banyak bias dan ketidakadilan. Jaksa muda Richard Schultz (Joseph Gordon-Levitt) bertugas untuk menuntut para terdakwa dengan menggunakan Rap Brown Law, hukum yang tidak relevan dengan kasus ini. Persidangan yang berlangsung dari April 1969 hingga Februari 1970 ini sarat berbagai bentuk diskriminasi dan pelanggaran hukum, menjadikannya salah satu proses peradilan paling politis dan kontroversial dalam sejarah Amerika Serikat.
Ketidakadilan yang Terlihat Jelas
Sejak awal, persidangan terlihat sebagai sebuah “show trial,” yaitu persidangan yang berlangsung lebih sebagai tontonan politik ketimbang pencarian keadilan. Pemerintah menggunakan sidang ini untuk mengintimidasi kaum hippie, aktivis perdamaian, dan gerakan kulit hitam yang menentang Perang Vietnam. Hakim Julius Hoffman menunjukkan bias yang terang-terangan, seperti membatasi pembelaan para terdakwa dan mengabaikan fakta-fakta penting.
Bobby Seale, sebagai satu-satunya terdakwa kulit hitam, menghadapi perlakuan diskriminatif yang mencolok. Pada satu titik, hakim memerintahkan agar Bobby diborgol dan tutup mulut di ruang sidang, sebuah tindakan yang menunjukkan ketidakadilan sistem peradilan pada saat itu. Ketegangan di ruang sidang terus meningkat, mencerminkan perpecahan ideologis dan rasisme yang mengakar dalam masyarakat Amerika.
Keunggulan: Narasi yang Kuat dan Akting yang Memukau
Aaron Sorkin, yang juga menulis naskah, berhasil mengemas cerita kompleks menjadi tontonan yang mudah diikuti. Meskipun mengangkat tema berat, film ini tidak terasa membosankan. Alur maju-mundur membuat penonton dapat memahami konteks peristiwa secara menyeluruh.
Salah satu kekuatan utama film ini adalah akting para aktornya. Sacha Baron Cohen sebagai Abbie Hoffman menampilkan karakter yang karismatik dan humoris. Eddie Redmayne memerankan Tom Hayden dengan penuh emosi, menunjukkan perjuangan seorang aktivis muda yang idealis. Totalitas para aktor membuat penonton merasakan emosi para tokoh, mulai dari kemarahan hingga harapan.
Film ini juga memberikan momen komedi yang menyegarkan, meskipun topiknya serius. Misalnya, dialog antara Abbie Hoffman dan Jerry Rubin sering kali menghadirkan humor yang menghibur tanpa mengurangi keseriusan cerita.
Pesan Sosial yang Relevan Hingga Kini
Meskipun berlatarkan tahun 1968, film ini memiliki relevansi yang kuat dengan isu-isu modern. Film ini menyoroti rasisme, diskriminasi, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah. Hal ini mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk keadilan dan demokrasi masih berlangsung hingga hari ini.
Sorkin juga menunjukkan bagaimana pemerintah dapat membungkam suara rakyat dengan menggunakan sistem peradilan sebagai alat politik. Pesan ini menjadi pengingat penting bagi penonton untuk tetap kritis terhadap kebijakan pemerintah dan memperjuangkan hak asasi manusia.
Mengapa Anda Harus Menonton The Trial of the Chicago 7?
The Trial of the Chicago 7 bukan sekadar film sejarah. Ini adalah cerita tentang keberanian, solidaritas, dan perjuangan melawan ketidakadilan. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan nilai-nilai demokrasi dan pentingnya kebebasan berbicara.
Dengan kombinasi cerita yang kuat, akting yang luar biasa, dan isu-isu yang relevan, The Trial of the Chicago 7 layak mendapat tempat sebagai salah satu film terbaik di Netflix. Bagi mereka yang ingin memahami sejarah Amerika sekaligus mendapatkan hiburan yang bermakna, film ini adalah pilihan sempurna.