Jakarta (Lampost.co) – Suga BTS menunjukkan kepeduliannya terhadap anak-anak autisme. Ia mendonasikan Rp59,6 miliar untuk bangun pusat terapi.
Poin Penting
- Suga BTS menyumbangkan Rp59,6 miliar (5 miliar won) untuk mendirikan pusat terapi autisme.
- Pusat terapi bernama Min Yoon-gi Therapy Center, berlokasi di Rumah Sakit Severance, Seoul.
- Pusat ini akan melayani anak-anak dan remaja dengan gangguan spektrum autisme (GSA) melalui terapi musik, perilaku, dan psikologi.
- Suga bekerja sama dengan Profesor Chun Keun-a, pakar psikiatri anak untuk merancang program terapi.
Melalui kerja sama dengan Rumah Sakit Severance di Seoul, Suga BTS mendirikan Pusat Terapi Min Yoon-gi, yang akan fokus menangani anak dan remaja dengan gangguan spektrum autisme (GSA). Peletakan batu pertama pusat tersebut digelar pada Senin, 23 Juni 2025.
Baca juga : NCT Dream Comeback dengan Konsep Futuristik ‘Go Back To The Future’
Donasi senilai 5 miliar won itu menjadi bentuk dedikasi Suga bagi penyandang GSA. Ia juga aktif merancang program terapi berbasis musik untuk meningkatkan keterampilan sosial anak-anak berkebutuhan khusus. Selama tujuh bulan terakhir, Suga berdiskusi intens dengan Profesor Chun Keun-a, psikiater anak dari RS Severance. Dari kerja sama ini lahirlah program MIND—pelatihan sosial yang memadukan musik dan interaksi.
Suga BTS Turut Aktif Terlibat
Anak-anak dalam program ini akan bernyanyi, memainkan instrumen, menulis lirik, dan mengekspresikan emosi melalui musik. Tujuannya adalah menciptakan ruang aman dan inklusif yang mendorong komunikasi. Suga juga aktif hadir di sesi terapi sejak Maret hingga Juni 2025. Ia bahkan mengajarkan gitar secara langsung kepada anak-anak peserta terapi.
Menurut Suga, kegiatan ini membukakan matanya tentang kekuatan musik dalam menyentuh sisi emosional manusia. Ia merasa bersyukur bisa membantu anak-anak menyalurkan perasaan melalui nada dan harmoni. “Musik menjadi jalan berharga untuk mengekspresikan perasaan dan berkomunikasi dengan dunia,” ujarnya.
Pusat terapi tersebut ditargetkan selesai pada September 2025 dan akan menawarkan terapi musik, psikologi, hingga perilaku bagi pasien GSA serta penyandang disabilitas perkembangan lainnya. Efek dari program ini sudah terlihat. Seorang pasien remaja yang sebelumnya tidak memiliki ekspresi emosional mulai menunjukkan perasaannya saat bermain saksofon bersama peserta lainnya.
Profesor Chun memuji dedikasi Suga, yang tak hanya memberikan dana, tetapi juga melibatkan diri secara aktif. Ia menyebut musisi bernama asli Min Yoon-gi itu sebagai sosok tulus dan intelektual. Suga baru saja menyelesaikan wajib militer sebagai pekerja layanan sosial sejak 22 September 2023. Kini, ia kembali menyapa publik dengan aksi sosial yang menginspirasi.