Bandar Lampung (Lampost.co) — Hollywood kembali mengejutkan dunia dengan film horor baru berjudul The Death of Snow White. Karya garapan sutradara Jason Brooks itu menampilkan sisi tergelap dari dongeng klasik Putri Salju dengan pendekatan visual brutal dan emosional.
Berbeda dari kisah manis yang anak-anak kenal, versi itu penuh darah, balas dendam, dan elemen magis yang mencekam. Jason Brooks menyutradarai dan ikut menulis naskah bersama Naomi Mechem-Miller. Keduanya sebelumnya sukses melalui Revenge of the Boogeyman.
Sanae Loutsis memerankan Snow White yang kuat, penuh trauma, dan bermental tangguh. Chelsea Edmundson memainkan karakter sang Ratu Jahat. Pemeran lain, seperti Tristan Nokes, Meredith Binder, dan Risa Mei, turut memperkuat film tersebut.
Film itu menggantikan citra ceria kurcaci dengan versi menyeramkan. Kini mereka menjadi makhluk bersenjata kapak dengan kekuatan magis, bukan pelindung lucu seperti di versi Disney.
Setiap adegan membawa penonton masuk ke dunia kelam yang penuh ketegangan dan konflik kekuasaan. Kurcaci tidak hanya membela Snow White, mereka juga menjadi eksekutor dalam pembantaian yang sadis dan simbol pemberontakan terhadap tirani.
The Death of Snow White mengikuti tren film horor dongeng dewasa seperti Winnie the Pooh: Blood and Honey dan Screamboat. Film itu bukan tontonan keluarga, tapi tertuju untuk penonton dewasa pencinta cerita alternatif yang gelap dan penuh simbolisme.
Trailer perdana yang Collider rilis langsung menjadi perbincangan. Sebab, visual ekstrem dan alur cerita yang menjungkirbalikkan harapan. Banyak penggemar horor memuji keberanian film itu dalam menggali sisi tergelap dongeng masa kecil.
Menurut Jason Brooks, horor menjadi medium jujur untuk membedah pesan tersembunyi dalam dongeng. Ia percaya banyak kisah anak-anak menyimpan trauma dan konflik yang pantas tergali lebih dalam.
Efek praktikal berdarah, sinematografi khas horor, dan desain suara imersif membuat film itu memberi pengalaman intens dari awal hingga akhir.
Dongeng Horor
Film itu tak hanya mengejutkan secara visual, tetapi juga mengajak penonton merenung. Bagaimana cerita nostalgia bisa berubah jadi cerminan brutal dari kenyataan hidup orang dewasa?
The Death of Snow White bukan sekadar adaptasi, melainkan pernyataan tentang warisan budaya yang terus berevolusi. Film itu bisa menjadi sorotan utama dalam genre horor indie tahun ini.
Kreativitas tanpa batas tersebut menjadikan industri film menunjukkan dongeng klasik bisa lahir kembali dalam bentuk yang menggetarkan.