Jakarta (Lampost.co) – Marvel Studios resmi mengubah arah. Film Thunderbolts, yang kini berjudul The New Avengers, justru gagal di box office. Padahal, film ini sempat mendapat sambutan positif saat pertama kali dirilis enam minggu lalu.
Poin Penting
- Thunderbolts gagal di box office*, hanya meraih pendapatan global 371 juta dolar (sekitar Rp6 triliun).
- Film ini gagal mencapai target balik modal sebesar 425 juta dolar (sekitar Rp6,9 triliun).
- Bob Iger awalnya menyebut film ini sebagai strategi baru Marvel yang sukses, namun hasil tak sesuai harapan.
- Thunderbolts tetap mendapat ulasan positif, berbeda dari The Marvels atau Quantumania yang dikritik.
- Proyek besar seperti Avengers: Doomsday, Spider-Man 4, dan Secret Wars akan menjadi andalan Marvel.
CEO Disney, Bob Iger, menyebut film ini sebagai contoh terbaik strategi baru Marvel. Namun hasilnya tak sesuai harapan. Pendapatan Thunderbolts hanya mencapai 371 juta dolar atau sekitar Rp6 triliun di seluruh dunia. Angka tersebut bahkan belum menyentuh target balik modal yang ditetapkan sebesar 425 juta dolar.
Film ini menjadi salah satu pendapatan terendah dalam sejarah Marvel Cinematic Universe (MCU). Analis Fandango, Shawn Robbins, mengatakan Marvel kini memasuki era berbeda. Tak semua film bisa sukses besar. Sebelum pandemi, Marvel mendominasi box office global. Kini, performanya cenderung melemah secara signifikan.
Hanya enam dari 13 film Marvel pascapandemi yang berhasil menembus angka 500 juta dolar. Thunderbolts berbeda dari kegagalan The Marvels, karena justru mendapat ulasan positif dari kritikus. Namun, menurut analis Jeff Bock, karakter kurang populer menjadi faktor lemahnya performa Thunderbolts. “Karakter menengah kini tak lagi menjamin kesuksesan,” ujarnya, menyebut penayangan sebulan saja sebagai tanda bahaya.
Melihat tren tersebut, Marvel mulai mengubah strategi. Studio kini mengurangi kuantitas dan fokus pada kualitas. Proyek besar seperti Avengers: Doomsday dan Spider-Man 4 akan mendominasi beberapa tahun ke depan. Di sisi lain, proyek-proyek seperti Blade mengalami penundaan akibat perubahan strategi tersebut.
Analis David A. Gross menyebut studio kini lebih hati-hati dalam mengelola anggaran produksi dan promosi. Biaya produksi Thunderbolts memang di tekan hingga 180 juta dolar, di bawah rata-rata film Marvel sebelumnya.
Namun, pendapatan globalnya tetap tak mampu mengembalikan modal. Ini menjadi pelajaran penting bagi Marvel. Meski begitu, Marvel tetap unggul lewat penjualan merchandise, taman hiburan, dan konten Disney+.
Uniknya, karakter Thunderbolts akan tetap hadir dalam Avengers: Doomsday, proyek besar Marvel berikutnya. Setiap film kini menjadi batu loncatan promosi. Marvel tampaknya tak akan lagi bertaruh pada karakter kecil.